Tuesday, June 21, 2016

Dakwah dan tabligh - Bab Musyawarah -

Bismillahirrahmanirrahiim...

MUSYAWARAH



> Maulana ilyas rah.a berkata "Musyawarah adalah perkara yang besar. Allah SWT berjanji
apabila kalian duduk ber Musyawarah dan bertawakal kepada Allah SWT, maka sebelum kalian
berdiri ,kalian akan mendapat taufik ke jalan yang lurus."

> Musyawarah adalah azas dari usaha dakwah ini yang akan menjadi ruh dalam setiap
pengorbanan, pengorbanan tanpa Musyawarah akan sia-sia. tanpa Musyawarah maka ijtima
"iyyat kerja akan hilang dan pertolongan Allah SWT.Akan menjauh,karena nusralullah akan
datang melalui kebersamaan umat ini.

> Musyawarah adalah pengganti turunyya wahyu yang tidak akan turun lagi , usaha ini tidak
mengharap bantuan dari dunia tetepi semata-mata hanya pertolongan dari Allah SWT.Dengan
Musyawarah kesatuan hati akan terwujud dan akan meningkatkan pikir.

> Ijima iyyat bukan berkumpulnya sekelompok orang,tetapi adanya kesatuan hati,pikir,dan gerak
sebagai mana dalam shalat berjamaah. ketika shalat seluruh jamaah satu hati (tawajuh),satu pikir
(khusyu) dan satu gerak dan ini akan terwujud jika memiliki sipat itsar (mengutamakan orang
lain daripada diri sendiri) dan tawadhu (merasa orng lain lebih baik daripada diri sendiri).

Maulana In'amul Hasan rah a berkata :

> Musyawarah artinya berkumpul, berfikir bersama, dan mentaati putusan.

> Duduklah dalam musyawarah dengan tawajuh, jangan memotong, meremehkan atau
mentertawakan usulan orang lain.

> Anggaplah diri kita hina dalam setiap ajuan usul, jangan memaksakan usul, jangan
bicarakan usul keburukan dibelakangnya

> Bertambah takutlah kepada Alloh bila usul diterima (bisa jadi mendatangkan keburukan),
sebaliknya jika usul tidak diterima boleh senang.

> Harus banyak bersyukur sepanjang musyawarah.

> Jangan ada maksud-maksud lain dalam pengajuan usul, kemukakan usul semata-mata untuk
kepentingan diin (AGAMA). Dengan adab-adab inilah, maka Alloh akan menjadikan
musyawarah sebagai asbab tarbiyah kita.

> Syaitan selalu berusaha menggoda manusia. Begitu pula dengan musyawarah, syaitan
menggoda agar kita memasukan usulan dengan paksa. Syaitan menggoda agar kita
memandang hina usulan orang lain, syaitan berusaha agar kita tidak bisa ihklas menerima
putusan musyawarah.

> Maksud musyawarah ialah agar kita yakin apa-apa yang Alloh janjikan, Alloh akan tunaikan
melalui keberkahan musyawatrah.

> Jangan menyimpan prasangka dalam musyawarah, semua harus dibentangkan dan diajukan.

> Ada tiga macam orang yang tidak akan membawa kebaikan dalam musyawarah

-Orang yang menyusah-nyusahkan usulan
-Orang yang menekan usulan

-Orang yang menolak usulan orang lain, dengan cara keras, hingga orang lain takut
memberikan usul.

> Apapun usulan yang muncul harus bisa kita tanggapi dengan terbuka kalau tidak begini
orang tidak akan menganggap penting ikut musyawarah

> Jika dalam musyawarah terdapat kerusakan, maka kerusakan ini akan wujud pada seluruh
alam.

> Ringkasnya maksud musyawarah adalah agar setiap orang meneriama Agama secara
sempurna

> Setiap orang harus bisa membaca kemampuan orang lain, dan dapat menggunakan sesuai
kemampuan.

> Berfikir dengan sungguh-sungguh cari kecocokan antara petugan dan pelaksana, jangan
sampai orang yang dapat tugas merasa tertekan.

> Orang-arang yang berkemampuan tapi tidak hadir dalam musyawarah harus diundang dan
dimanfaatkan (digunakan kebaikan berfikirnya)

Niat amal dan sampaikan...

Saturday, June 18, 2016

Dakwah wa tabligh - NABI IBRAHIM ‘ALAIHISSALAM BERDAKWAH KEPADA PENDUDUK BABIL -

Bismillahirrahmanirrahiim...

NABI IBRAHIM ‘ALAIHISSALAM BERDAKWAH KEPADA PENDUDUK BABIL

Penduduk Babil adalah penduduk yang menyembah patung-patung.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga keluar menuju tempat peribadatan kaumnya untuk mengajak kaumnya menyembah Allah, saat sampai di sana, Beliau mendapatkan kaumnya sedang tekun menyembah patung yang banyak jumlahnya, mereka menyembahnya, merendahkan diri di hadapannya serta meminta dipenuhi kebutuhan mereka kepadanya, maka Nabi Ibrahim tampil dan berkata,
“Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?” (QS. Al Anbiya’: 52)
Kaumnya menjawab, “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. Al Anbiya’: 53)
Demikianlah kaumnya, mereka tidak memiliki alasan terhadap perbuatan mereka selain mengikuti nenek-moyang mereka yang sesat.
Ibrahim berkata lagi, “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al Anbiyaa’: 54)
Kaumnya menjawab, “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” (QS. Al Anbiyaa’ : 55)
Ibrahim menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.” (QS. Al Anbiyaa’: 56)
Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melihat kaumnya tetap kokoh di atas penyembahan kepada patung, maka Beliau memikirkan bagaimana caranya menghancurkan patung-patung itu agar mereka mau berpikir.
Abu Ishaq mengatakan dari Abul Ahwash dari Abdullah, ia berkata,
“Ketika kaum Nabi Ibrahim keluar menuju tempat mereka berhari raya, kaumnya –ada yang mengatakan “bapaknya”- melewati Nabi Ibrahim sambil berkata, “Wahai Ibrahim, mengapa kamu tidak ikut bersama kami?” Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit dari kemarin,” Nabi Ibrahim pun melanjutkan kata-katanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” Maka salah seorang di antara kaumnya ada yang mendengar kata-kata itu.
Dengan diam-diam Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi menuju ke tempat patung-patung itu berada, saat melihat di hadapan patung-patung itu banyak makanan, maka Ibrahim mengejek patung-patung itu dengan berkata, “Mengapa kalian tidak makan dan mengapa kalian tidak bicara-bicara?”
Segeralah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala hingga terpotong-potong menggunakan kapaknya, kecuali berhala yang paling besar.
Menurut sejarah, Nabi Ibrahim menaruh kapaknya (yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung) di tangan patung yang paling besar, agar kaumnya mengira bahwa patung inilah yang menghancurkannya dan ia tidak rela ada yang menyembah selainnya.
Ketika kaumnya kembali mendatangi tempat patung yang mereka sembah dan melihat apa yang QSadi,
Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Al Anbiyaa’ : 59)
Salah seorang di antara mereka berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa’ : 60)
Kaumnya berkata, “Bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan”. (QS. Al Anbiyaa’ : 61)
Nabi Ibrahim pun dihadapkan kepada mereka dan disidang, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” (QS. Al Anbiyaa’: 62)
Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. (QS. Al Anbiyaa’ : 63)
Maksud perkataan Nabi Ibrahim adalah agar kaumnya mau berpikir, bahwa patung adalah benda mati yang tidak dapat berbicara sehingga tidak pantas disembah tanpa perlu dijelaskan lagi oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya“, (QS. Al Anbiyaa’: 64) Yakni karena meninggalkan patung-patung itu tanpa dijaga.
Kepala mereka pun menjadi tertunduk, setelah itu mereka berkata kepada Ibrahim:
“Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” (QS. Al Anbiyaa’ : 65)
Maksudnya, “Mengapa kamu suruh kami bertanya kepada patung-patung itu, sedangkan kamu tahu bahwa mereka tidak bisa bicara.”
Ketika itulah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata,
“Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak memberi bahaya kepada kamu?” (QS. Al Anbiyaa’: 66)
“Ah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” ( QS. Al Anbiyaa’ : 67)
Inilah jihad pertama para nabi, yaitu jihadul ‘ilmi wa iqaamatul hujjah (berdakwah dan menegakkan hujjah) sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka di hadapan Allah nanti.
Ketika kebenaran Nabi Ibrahim telah tampak dan alasan mereka kalah, mereka beralih kepada cara yang lain, yaitu menggunakan “kekerasan” karena Ibrahim telah menghancurkan patung mereka dan menghina sesembahan mereka. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” (QS. Al Anbiyaa’: 68)

Niat amal dan sampaikan

Friday, June 17, 2016

Dakwah wa tabligh - DAN RASULULLAH PUN MENANGIS -

Bismillahirrahmanirrahiim....

DAN RASULULLAH PUN MENANGIS
____________________________________

Suatu ketika Rasulullah SAW. pulang dalam keadaan sangat letih dari medan dakwah. Ketika hendak masuk rumah, Khadijah biasanya menyambut beliau berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri menyambut Suami tercinta, Rasulullah berkata: “Wahai Khadijah tetaplah di tempatmu.” Saat itu Khadijah sedang menyusui anaknya Fatimah yang masih bayi. Rasulullah faham dengan kesetiaan Khadijah, Rasulullah TAKJUB dengan pengorbanan Khadijah. Meskipun dalam keadaan LELAH menjaga rumah tangganya. Mekipun dalam keadaan LETIH dalam memelihara anaknya, Khadijah masih sempat menunjukkan KESETIANNYA kepada sang Suami walau dengan hal yang SEDERHANA. Bahkan seluruh harta bendanya diberikan kepada Nabi demi perjuangan Islam dan bahkan lebih dari itu, jiwa dan raganya diperuntukkan untuk Islam.
Tidak jarang Khadijah menahan lapar sambil menyusui anaknya Fatimah ra. Sehingga yang keluar bukan air susu lagi tapi DARAH yang keluar yang MASUK ke dalam MULUT Fatimah. Melihat Khadijah letih menyusui anaknya, Rasulullah mengambil Fatimah dan diletakkan di tempat tidurnya. Gantilah Rasulullah berbaring dipangkuan sang Istri. Karena Rasulullah begitu lelah dan letih dari mendakwahkan islam kepada umatnya yang menolak seruannya, beliaupun tertidur dipangkuan sang istri. Katika itulah khadijah dengan belaian kasih sayang membelai rambut Beliau. Tak terasa AIR MATA Khadijah al-Kubra menetes mengenai pipi Rasulullah SAW. Nabipun terjaga “Wahai Khadijah kenapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan, tetapi hari ini engkau telah dihina orang, semua orang telah menjauh darimu, seluruh harta bendamu habis. Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?” Khadijah al-Kubra berkata, “Wahai suamiku, wahai Nabi Allah, bukan itu yang aku tangiskan. Dulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki kebangsawanan, kebangsawanan itupun aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, seluruh harta kekayaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Wahai Rasulullah, sekarang ini aku tidak memiliki apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini.” “Wahai Rasulullah, sandainya aku telah MATI sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, ..engkau hendak menyebrangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu perahu pun ataupun jambatan, maka engkau gali lubang kuburku, engkau gali kuburku, kemudian ambillah TULANG BELULANGKU, engkau jadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menemui umatmu.

"INGATKAN MEREKA AKAN KEBESARAN ALLAH.
INGATKAN MEREKA PERKARA YANG HAQ.
AJARKAN MEREKA SYARI'AT ISLAM WAHAI...RASULULLAH.”
____________________________________

DAN RASULULLAH PUN MENANGIS.

Monday, June 13, 2016

Dakwah wa tabligh - Risau dan pikir atas amal-amal agama -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam, aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapatiku didekatnya. Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberiku makanan kepada-Ku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku fulan meminta makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati perbuatan itu di sisi-Ku. Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Seorang hambaku yang bernama fulan meminta minum kepadamu, namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberi minum kepadanya, benar – benar akan kau dapati (pahala) amal itu di sisi-Ku” (Hadist diriwayatkan oleh Muslim.)

Niat amal dan sampaikan

Dakwah wa Tabligh - Majlis mengingat-ingat dan membesarkan Allah SWT -

Bismillahirrahmanirrahiim.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi saw bersabda, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi) memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan [Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga- Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda, kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka. Beliau berkata, lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka.
 (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an-Nasa’i.)

Niat amal dan sampaikan..

Wednesday, June 1, 2016

Dakwa wa Tabligh - Enam Sifat Dakwah dan Tabligh -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Agama bukanlah enam sifat
Sebagian orang telah menyangka bahwa agama hanyalah terbatas kepada enam sifat dakwah dan tabligh, yaitu, Kalimat tauhid, shalat, ilmu dah dzikir, ikramul muslimiin, ikhlas dan meluangkan masa.
Maulana In'amul Hasan menolak pemahaman ini lalu menerangkan maksud dan tujuan enam sifat ini."Maksud usaha kita adalah untuk menghidupkan apa-apa yang telah dibawa oleh Rasulullah S.a.w. Tidaklah bijak bagi mereka yang berkata bahwa kami telah membatasi agama kepada enam sifat. Demikian juga maksud enam sifat ini. Tidak ragu lagi bahwa, sebagian perintah Allah S.W.T mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada perintah-perintah yang lainnya, tetapi dalam hal mentaatinya, tidak ada suatu perintah pun yang tidak penting.

Pada hari ini orang-orang berani mengatakan ; "Ah!itu hanya sunnah saja...". Seseorang yang arif mengulas kata-kata ini; tidak ragu lagi itu adalah sunnah tetapi nada suara (lahjah) orang-orang yang berkata itu bersifat kafir'.

Hadratji Maulana In'amul Hasan berkata, 'Mudzakarah enam sifat tidak bermaksud untuk melahirkan ahli-ahli pidato atau ahli-ahli targhib, tetapi melalui usaha ini sangat diperlukan enam sifat agar dapat membentuk keimanan kepada Allah S.W.T dan mencapai manfaatnya.
Maksud enam sifat ini adalah untuk membentuk usaha Agama agar dapat mengamalkan agama yang sempurna. Hasil dari usaha tersebut, adalah iman yang akan meningkat, maka meningkat juga usaha untuk mentaati hukum-hukum Allah S.W.T.


Niat amal dan sampaikan

Cibubur 02-06-2016