Sunday, December 11, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Di dalam surat Sayyid Abdul Hasan Ali Nadwi telah ditulis bahwa orang Islam hanya terbagi menjadi dua golongan, tidak ada golongan ketiga, yaitu menjadi orang keluar di jalan Allah S.w.t, atau menjadi orang yang membantu orang yang sedang keluar di jalan Allah S.w.t.

Hadratji Maulana Ilyas rah.a. berkata, "Pahamilah hal ini baik-baik." Lanjut beliau, "Membantu orang yang sedang keluar, termasuk ; mempersiapkan orang keluar dan memberitahukan mereka, bahwa ulama fulan yang mengajar Bukhari itu atau yang mengajarkan Al-Qur'an itu, tidak dapat keluar bertabligh. Maka keluarnya kamu itu akan mendapatkan pahala mengajar mereka. Untuk itu, sangat penting menyampaikan kepada orang-orang tentang hal ini dan memberitahu mereka jalan untuk memperoleh pahala.

Pada suatu ketika, Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata. "Maulana! Hasil dari kerja tabligh kita ini adalah kaum muslimin yang awam dapat mengambil manfaat agama dari alim ulama mereka. Kemudian menyampaikan kembali kepada orang-orang yang lebih rendah daripada mereka. Namun, mereka menganggap bahwa orang-orang yang berada dibawahnya itu telah berbuat baik kepadanya. Karena sejauhmana kita menyampaikan dan menyebarkan kalimah, maka sejauh itu pula kalimah tersebut akan semakin sempurna dan semakin bercahaya pada diri kita. Dan sejauhmana kita mempersiapkan orang lain untuk shalat, maka sejauh itu pula, shalat kita akan menjadi sempurna. (Inilah diantara keistimewaan kerja tabligh. Dimana tujuan utama adalah penyempurnaan diri muballigh sendiri. Dan tidak menganggap bahwa dirinya adalah pemberi petunjuk kepada orang lain, karena tidak ada yang mampu memberi hidayah selain Allah S.w.t).

Saturday, December 10, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Ilyas Rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Pada suatu ketika, Hadratji Maulana Ilyas rah.a. berkata, "Maulana, Tabligh kita ini sangat mementingkan ilmu dah dzikir. Tanpa ilmu, tidak dapat beramal dan tidak dapat mengenal amalan. Dan tanpa dzikir, ilmu adalah kegelapan yang sangat gelap, tidak ada nur di dalamnya. Namun, sekarang ini karkun-karkun kita sangat kurang memperhatikan hal ini.

Saya berkata, "Namun dakwah adalah kewajiban yang sangat penting, sehingga kurang dalam berdzikir adalah wajar, sebagaimana yang dilakukan Sayyid Brelwi rah.a ketika dalam persiapan jihad, beliau tidak menyibukkan para muridnya untuk berdzikir, tetapi menyibukkan mereka dalam mempersiapkan kuda. Lalu ada sebagian yang mengadu, bahwa dzikir yang mereka lakukan tidak bernur (bercahaya) sebagaimana dulu Sayyid Rah.a berkata. "Ya, sekarang memang tidak ada nur dzikir yang ada nur jihad. Dan sekarang ini, yang sangat diperlukan adalah jihad."

Syaikh Ilyas rah.a berkata, "Namun kelemahan kita dalam masalah ilmu dan dzikir ini, menyebabkan saya merasa sempit dan sedih. Karena ahli ilmu dan ahli dzikir, belum ikut serta dalam kerja ini. Seandainya mereka menyertai kerja ini, maka kekurangan ini dapat disempurnakan. Sayang, hingga saat ini sangat sedikit ulama dan ahli dzikir yang ikut serta dalam usaha ini."

Penjelasan : Hingga saat ini, jamaah-jamaah yang dikirim keluar, sangat kurang alim ulama dan ahli dzikir di dalamnya, sehingga membuat Maulana Ilyas rah.a risau, alangkah baiknya, jika ada alim ulama atau ahli dzikir yang menyertai jamaah, sehingga kekurangan tersebut dapat disempurnakan. Alhamdulillah di markas-markas tabligh, ada alim ulama dan ahli-ahli dzikir, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Apabila mereka di ikutsertakan dalam jamaah keluar, maka siapa yang akan mengendalikan markas.

Tuesday, December 6, 2016

Dakwa wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Ilyas rah.a. berkata, "Maksud asal kerja tabligh kami ini adalah mengalihkan keyakinan manusia dari Thagut dan mengembalikannya kepada Allah S.w.t. Dan hal ini tidak dapat dicapai, kecuali dengan pengorbanan. Dalam Agama, 'diri' dan 'harta' disebut sebagai pengorbanan. Mengorbankan diri adalah dengan meninggalkan kampung halaman semata-mata karena Allah dan menyebarkan kalimat Allah serta ajaran agama. Sedangkan pengorbanan harta adalah menanggung sendiri segala biaya dalam bertabligh ini,dan jika terpaksa berhalangan pada masa seharusnya ia bertabligh, hendaknya ia bersungguh-sungguh memberi semangat dan mendorong orang lain untuk keluar bertabligh. Demikian dikatakan bahwa ; "Orang yang menunjukkan kepada kebaikan akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan kebaikan itu."

Sejauh mana kita dapat mengusahakan orang lain untuk keluar bertabligh, maka sejauh itu pula kita akan mendapat pahalanya. Dan apabila bantuan kepada orang yang akan bertabligh itu berupa harta, maka kita pun akan mendapat pahala mengorbankan harta. Kemudian kita menganggap kepada orang yang telah keluar bertabligh itu telah berbuat baik kepada kita. Dimana tugas yang seharusnya menjadi pekerjaan kita, karena suatu udzur, kita berhalangan keluar bertabligh pada saat itu, maka orang itu telah menunaikan kewajiban kita. Demikianlah agama, orang yang tinggal atau udzur menganggap bahwa orang yang berjuang itu telah berbuat baik kepadanya."


Monday, December 5, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Ilyas rah.a. berkata, "Setelah melihat keberkahan kerja tabligh ini, orang-orang menganggap bahwa dakwah sedang berjalan. Padahal dakwah adalah sesuatu yang lain, dan keberkahan adalah sesuatu yang lain pula. Perhatikanlah bagaimana saat kelahiran Rasulullah S.a.w. Keberkahan sudah ditunjukkan, tetapi kerja dakwah baru bermulai beberapa lama setelahnya. Demikianlah seharusnya kita memahami hal ini. Saya katakan bahwa dakwah yang asli belum bermula sampai sekarang ini. Apabila kerja dakwah ini telah dimulai, maka keadaan kaum muslimin akan kembali seperti keadaan kaum muslimin tujuh ratus silam. Dan apabila dakwah yang sebenarnya belum bermula, maka keadaannya seperti sekarang ini. Dan orang-orang akan menganggap bahwa dakwah hanyalah seperti pergerakan lainnya. Dan banyak para karkun (pekerja dakwah sebutan) yang akan kehilangan haluan yang sebenarnya. Fitnah yang akan menimpa dalam masa berabad-abad, akan menimpa dalam beberapa bulan. Oleh sebab itu, sangat penting kita memikirkannya."

Saturday, December 3, 2016

Dakwah wa Tabligh - Nasehat tiga Hadhratji Maulana Ilyas Rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Ilyas rah.a. berkata, "Di dalam hadist disebutkan ;
Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga orang kafir. "
Maksudnya, kita dikirim kedunia ini bukan untuk mengikuti kehendak nafsu dan syahwat kita, dimana dunia ini bisa menjadi surga. kita dikirim ke dunia ini untuk melawan hawa nafsu dan mentaati perintah serta hukum-hukum Allah S.w.t yang mulia. Dunia adalah seperti penjara bagi seorang mukmin. Apabila kita hidup seperti orang kafir; yaitu selalu mengikuti hawa nafsu, berarti kita telah menjadikan dunia ini sebagai surga. Berarti kita juga telah mengambil hak orang kafir. Dan dalam keadaan seperti ini, pertolongan Allah S.w.t tidak akan bersama orang yang melanggar hak, bahkan pertolongan Allah S.w.t. akan bersama orang-orang yang dilanggar haknya."
Selanjutnya beliau berkata,                                                                                                                                                                       "Renungkanlah tentang hal ini"

Thursday, November 17, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Ilyas Rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Ucapan-ucapan Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. ini telah ditulisa dan disusun oleh syekh Zhafar Ahmad Thanwi rah.a

Pada akhir kali, tepatnya pada pertengahan bulan juni, ketika saya hadir disana, Hadratji Maulana Ilyas rah.a mengucapkan sebuah sya'ir ;

"Hidupku akan segera berakhir!
Marilah kita hidup bersama-sama untuk beberapa hari
Apabila kau mati setelah aku mati,
kau akan gagal dan menyesal"

Saya demikian terpengaruh dengan kata-kata itu, sehingga tanpa terasa meneteskan air mata. Kemudian beliau berkata. "Apakah kamu ingat janjimu! (Saya pernah berjanji untuk meluangkan waktu dalam tabligh)."Ya saya masih ingat. Tetapi pada saat ini cuaca di Delhi sangat panas. Siang hari menjadi sangat panjang pada bulan Ramadhan. Saya akan keluar setelah Ramadhan nanti." Beliau menyahut, "Kau bicara tentang Ramadhan, sedangkan Sya'ban pun tidak ada harapan." (Dan sepuluh hari menjelang Sya'ban, tepatnya pada tanggal 21 Rajab 1363 H, pada pagi hari beliau menjumpai Penciptanya).

Saya menjawab, "Baiklah saya akan tinggal sekarang, sekarang saya akan meluangkan waktu untuk tabligh. Syekh jangan berprasangka buruk. Saya akan memberi waktu untuk tabligh." Mendengar ucapanku ini, muka beliau berseri-seri dan beliau memeluk leherku dengan badannya yang sebelah kanan, kemudian mencium keningku dan agak lama merangkul dengan menghempitkan dadanya kepadaku sambil berdo'a, beliau berkata, "Engkau telah mendekat padaku. Banyak ulama ingin memahami maksudku dari kejauhan." Setelah itu beliau menyebut salah satu nama ulama besar, beliau berkata, "Dia sering ikut serta dalam kerja dakwah ini, tetapi jika engkau bertanya tentangnya kepadaku, maka akan kujawab, "Dia belum memahami apapun yang saya inginkan." Karena ia ingin memahami keinginanku melalui perantara. Bagaimana saya dapat paham. Oleh sebab itu,, aku ingin agar engkau duduk bersamaku beberapa hari, agar engkau dapat memahami kehendak dan keinginanku. Keinginanku ini tidak dapat dipahami dari kejauhan. Aku pun tahu, bahwa engkau sudah banyak ambil bagian dalam dakwah ini, sering memberi ceramah di majelis-majelis dan orang-orang banyak mendapat faedah dari ceramah itu, tetapi bukan seperti ini dakwah yang kuinginkan."


Sunday, November 13, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Pada suatu hari, setelah shalat Shubuh, banyak orang-orang lama berkumpul di masjid Nizhamudin. Dan pada masa itu, syekh Ilyas dalam kondisi yang sangat lemah karena sakitnya, sehingga sambil berbaring pun, beliau tidak dapat mengucapkan sepatah, dua patah kata dengan jelas. Dengan penuh perhatian, dipanggillah khodim khusus, dan melaluinya beliau berkata kepada hadirin, "Perjuangan dan usaha kalian akan menjadi sia-sia, jika dengan usaha ini kalian tidak menjaganya dengan iringan ilmu dan dzikir (seakan-akan ilmu dan dzikir adalah dua sayap, yang jika tanpanya tidak akan mencapai keberhasilan), bahkan bisa menjadi sangat berbahaya dan mengkhawatirkan. Jika tidak disertai keduanya, usaha ini justru akan membuka pintu fitnah dan pintu kegelapan baru. Agama, jika tanpa ilmu, maka Islam dan iman hanya adat kebiasaan dan nama saja. Dan dzikrullah tanpa ilmu hanyalah kegelapan semata. Dan ilmu tanpa memperbanyak dzikrullah adalah sangat berbahaya.

Jadi, ilmu akan datang melalui nur dzikrullah. Dan berdzikrullah tanpa ilmu, tidak akan membuahkan keberkahan yang hakiki. Bahkan sebagian sufi yang bodoh dapat dijadikan alat kerja syetan. Untuk itulah ilmu dan dzikir sangat penting mengiringi usaha ini dan jangan dilalaikan. Hal ini hendaknya dijaga dengan khusus. Jika tidak, kerja tabligh ini sekedar gerakan biasa. Dan kalian akan mendapat kerugian yang sangat besar. Semoga Allah S.w.t. melindungi kita."

Maksud nasehat beliau adalah, agar para da'i jangan menganggap bahwa usaha, susah payah, safar dan hijrah, serta pengorbanan untuk orang lain adalah kerja yang asli, sebagaimana yang banyak dipahami secara umum sekarang ini. Namun pahamilah bahwa bersungguh-sungguh dalam ta'lim wat ta'lum, berdzikir kepada Allah dan menghubungkan diri dengan-Nya, serta menjadikannya sebagai adat yang melekat pada diri kita, itu merupakan kewajiban kita yang sangat penting. Dengan kata lain, bukan hanya menjadi tentara agama atau muballigh, tetapi juga menjadi penuntut ilmu agama dan menjadi orang yang selalu ingat kepada Allah S.w.t.

Niat amal dan sampaikan.

Saturday, November 5, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Diantara tertib dakwah, salah satunya ialah dalam Umumi Bayan sebaiknya pembicaraan itu tegas. Dan pasa masa khususi, hendaknya dengan lemah lembut. Namun, bila dalam khususi itu pun diperlukan ishlah (perbaikan diri), maka dapat digunakan ucapan-ucapan yang tegas. Rasulullah S.a.w. pun dalam menghadapi orang-orang tertentu yang berbuat kesalahan, beliau sering mengucapkan kata-kata, "Kenapa orang-orang ini?' dan menegurnya dengan ucapan marah."

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Sudah menjadi kebiasaan kita, yaitu merasa senang dengan ucapan-ucapan yang baik, dan kita menganggap bahwa dengan nasehat-nasehat baik tersebut, sudah cukup menunaikan kerja asal kita. Tinggalkanlah kebiasaan itu dan bekerjalah, sebagaimana disebutkan dalam syair,
    "Hai pekerja, kalian biasa bersuka ria dengan nasehat-nasehat baik,tinggalkanlah nasehat-nasehat itu gantilah dengan amal-amal baik."

Dalam suatu perbincangan, Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata, "Betapapun banyaknya kita mendapat taufik dari Allah S.w.t. untuk beramal baik, namun hendaknya kita tetap akhiri setiap amalan tersebut dengan istighfar. Maksudnya, dalam mengerjakan amalan sebaiknya diakhiri dengan istighfar. Yaitu, meyakini bahwa dalam mengerjakan amalan tersebut kita pasti memiliki kekurangan atau kesalahan, untuk mengganti kekurangan tersebut, maka disempurnakan dengan istighfar kepada Allah S.w.t.

Rasulullah S.a.w. pun senantiasa beristighfar setiap selesai shalat. Dalam kerja tabligh pun, hendaklah kita akhiri dengan istighfar. Sebab, sebagai seorang hamba, tentu tidak dapat menunaikan kerja ini dengan sempurna. Jadi dalam kesibukan kerja ini, banyak hal lain yang tidak dapat tertunaikan. Dan untuk menyempurnakan semuanya itu, hendaklah setiap akhir amalan baik, diakhiri dengan istighfar."

Niat amal dan sampaikan


Tuesday, November 1, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyar rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Kemanapun orang-orang lama pergi hendaknya ia selalu berusaha hadir dan berkhidmat kepada alim ulama yang hak dan orang-orang sholeh. Namun kehadiran ini hanya untuk mengambil manfaat.
Jangan kita mendatangi ulama untuk mendakwahinya secara langsung. Alim ulama itu telah menyibukkan diri dalam urusan agama, dan tentu lebih paham tentang agama dan mereka berpengalaman atasnya. Dan kalian tidak akan dapat memahamkan mereka, yaitu tidak dapat meyakinkan mereka bahwa kerja agama ini lebih penting dan lebih berguna daripada kesibkkan lain.

Hasilnya, mereka tidak akan mendengarkan perkataan kalian. Dan bila mereka sekali saja mengatakan, "Tidak; maka kata 'tidak' itu akan sulit dirubah menjadi 'ya'

Dan akibat buruk lainnya juga dapat terjadi, yaitu masyarakat awam pun menolak mendengarkan ajakan kita. Dan ada kemungkinan timbul keragu-raguan pada diri kita. Untuk itu, ketika mengunjungi ulama, hendaknya dengan niat untuk mengambil manfaat saja, walaupun demikian, hendaknya kita tetap berusaha atas lingkungan di sekitar ulama tersebut. Dan lebih menjaga tertib-tertib dakwah dengan benar. Dengan ini ada harapan untuk sampai pada mereka, sehingga mereka akan menerima dan akan terpanggil bertawajjuh atas kerja ini. Selanjutnya, jika setelah itu mereka sendiri yang menyukai kalian dan kerja ini. Dan hendaklah kata-kata diucapkan dengan penuh kesopanan dan dengan kata-kata memuliakan."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Apabila kita menjumpai alim ulama atau orang-orang sholeh dimana saja, yang tidak mempedulikan dan tidak menyukai kerja ini, maka janganlah kita bersangka buruk kepada mereka. Bahkan hendaklah kita selalu memahami, bahwa hakekat kerja ini belum terbuka seluruhnya terhadap mereka. Dan hendaklah kita memahami bahwa mereka adalah pelayan khusus bagi agama ini, sehingga syetan lebih memusuhi mereka (syetan lebih suka mencuri di tempat-tempat yang terdapat kekayaan). Selain itu perlu dipahami bahwa orang-orang yang sibuk dalam urusan dunia yang hina inipun, akan merasa berat untuk meninggalkannya dan menyambut ajakan agama, apalagi para ahli agama. Dengan kesibukan mereka yang tinggi, bagaimana mereka akan mudah meninggalkannya? Orang-orang 'arif berkata, "Hijab-hijab cahaya, lebih tebal daripada hijab kegelapan."

Niat sampaikan

Monday, October 31, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Pada suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Ketika berdakwah dan bertabligh, hendaknya hati kita selalu bertawajuh kepada Allah S.w.t. dan jangan sampai hati kita hanya bertawajuh kepada orang yang sedang kita hadapi. Saat itu hati kita hendaklah merasa bahwa kita bukan sedang menjalankan tugas pribadi. Hendaklah kita merasa bahwa kita sedang dalam perintah Allah dan sedang keluar untuk menjalankan tugas-Nya. Dan taufik atas orang-orang yang sedang kita hadapi, pun berada dalam genggaman kekuasaan-Nya saja. Apabila kita berpikir demikian, Insya Allah tidak akan terjadi kesalahpahaman pada lawan bicara kita. Mereka tidak akan marah dan tidak akan berputus asa."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a, berkata "Suatu kebiasaan yang sangat keliru adalah, bila ada orang yang mengikuti ajakan kita, kemudian kita menganggapnya sebagai keberhasilan kita. Dan bila tidak ada orang yang mengikuti ajakan kita, maka kita menganggap bahwa usaha kita gagal. Anggapan seperti ini adalah sangat keliru. Orang lain ikut atau tidak, adalah amalan mereka masing-masing. Mengapa kita mengatakan berhasil dan tidak berhasil atas perbuatan orang lain? Keberhasilan kita adalah jika kita menyempurnakan kerja kita.

Sekarang apabila orang lain tidak mau mentaati kita, maka itu adalah kerugiannya sendiri. Mengapa kita merasa tidak berhasil, hanya karena mereka tidak taat? Orang-orang lupa, mereka merasa bahwa memaksa orang lain (pada hakekatnya adalah pekerjaan Allah S.w.t.) adalah pekerjaan dan tanggung jawab kita. Padahal tanggung jawab kita adalah mengajak mereka ke jalan yang benar. dan para Nabi pun tidak diberi tugas untuk memaksa orang lain."

Ya, apabila orang lain menolak ikut, hendaknya kita mengambil pelajaran darinya. Mungkin usaha kita terlalu lemah, atau kita belum menunaikan hak mereka dengan sempurna, sehingga Allah tunjukkan hasilnya seperti itu. Setelah itu, hendaknya kita tingkatkan mutu kerja dan selalu berdo'a kepada Allah, memohon taufik agar dapat berusaha dengan sungguh-sungguh dan lebih meningkat lagi.

Niat amal dan sampaikan

Sunday, October 30, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Orang-orang lama kita hendaknya benar-benar mengingat, bahwa bila dakwahnya tidak diterima atau bahkan mendapat makian dan fitnah, hendaklah ia jangan berputus asa atau kecewa. Dalam keadaan seperti itu, ingatlah bahwa demikianlah sunnah dan warisan istimewa para nabi, khususnya Rasulullah S.a.w. Tidak semua orang mendapatkan ujian dan dihina dijalan Allah. Dan sebaliknya apabila di suatu tempat mendapat sambutan, dan dimuliakan pembicaraannya, didengarkan dengan penuh minat, maka pahamilah bahwa itu adalah semata-mata karunia Allah. Jangan sekali-kali kita tidak menghargainya. Dan berkhidmat serta memberi ta'lim kepada para pelajar, hendaklah disyukuri secara khusus, walaupun mereka dianggap dari kalangan bawah.

Dengan ayat berikut ini;
 "Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling karena telah datang seorang yang buta kepadanya." ('Abasa : 1-2)

Berarti kita telah diberi pelajaran.
Ya, hendaknya kita senantiasa merasa takut atas tipuan nafsu. Jangan sampai nafsu membisikkan penerimaan dan permintaan mereka itu adalah kesempurnaan diri kita. Jadi, kehebatan diri kita juga suatu fitnah yang sangat berbahaya. Oleh sebab itu, hendaklah lebih berhati-hati dari fitnah ini."

Dalam sebuah majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Pahamkanlah kepada orang-orang lama, bahwa kita jangan sampai meminta musibah dan kesusahan kepada Allah S.w.t. (Seorang hamba hendaknya selalu meminta afiat dari Allah). Tetapi bila mendapat suatu musibah di jalan Allah, pahamilah bahwa itu adalah penyebab rahmat turun dan penyebab keburukan-keburukan kita terhapus, juga penyebab derajat kita diangkat. Segala musibah dan kesusahan di jalan Allah Ta'ala adalah makanan istimewa para Nabi,shiddiqin,muqorobin."

Niat amal dan sampaikan

Wednesday, October 26, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Bagian ini berisi semua kata-kata mutiara yang berhubungan dengan usaha agama dan dakwah yang dilakukan oleh syekh Muhammad Ilyas rah.a. Oleh sebab itu, dikehendaki daripada da'i senior agar meresapi apa yang tertulis dalam bagian ini.

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Ilyas rah.a, berkata "Tujuan inti gerakan kami adalah mengajarkan kepada umat tentang seluruh cara hidup yang berasal dari Rasulullah S.a.w.

Yaitu mengajarkan dan mengamalkan ilmu ini kepada umat. Inilah maksud utama kerja kami. Sedangkan pengeluaran jamaah dan jaulah, hanyalah awal dari tujuan kami. Dan menyeru kepada Laa Ilaha Ilallah serta ta'lim merupakan alif, ba, ta, nya tujuan ini. Tentu, jamaah kami tidak mampu mengerjakan semua tugas ini. Jamaah kami hanya berkemampuan seperti itu.

Gerakan kami dikirim ke semua tempat, yaitu menjadikan orang-orang menjadi ahli-ahli ibadah, orang-orang yang lalai menjadi tawajjuh terhadap usaha agama, menghubungkan mereka dengan ahli-ahli agama, mendorong agar para ahli agama (Alim ulama dan shalihiin) dapat memberikan perbaikan kepada masyarakat awam. Di masing-masing tempat, kerja utama ini akan dikerjakan oleh karkun-karkun tempatan. Dan bagi orang awam dapat mengambil faedah dari ahli agama di tempatnya masing-masing. Yang jelas, cara demikian harus selalu dipelajari dari orang-orang yang telah memberikan suatu masa untuk dapat memberikan dan mengambil faedah serta cara ajar mengajar, dimana mereka cukup berpengalaman dan menguasainya pada batas tertentu."

Membantu agama adalah sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Allah S.w.t. dan Rasul-Nya
Niat amal dan sampaikan


Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim


Pada suatu hari, seorang imam yang setelah mengimami shalat, ia berdoa, dengan doa yang sering dibaca oleh syekh Ilyas,

"Ya Allah bantulah orang yang membantu agama Muhammad S.a.w. dan janganlah (membantu) terhadap orang yang tidak membantu agama."

Kemudian syekh Ilyas menyahut do'a tersebut dengan suara keras penuh risau.

"Ya Allah, jangan jadikan kami seperti mereka." 3x

Kemudian Hadratji Maulana Ilyas rah.a, berkata kepada hadirin, "Saudara-saudara, renungkanlah dan pahamilah doa ini sebagai doa yang berat. Inilah do'a yang baik sekaligus doa yang buruk dari Rasulullah S.a.w. Dan pada masa yang akan datang pun, akan banyak hamba Allah S.w.t. yang berdo'a seperti ini. Ini adalah doa yang sangat berat. Di dalamnya mengandung doa bagi orang yang membantu agama. dan yang berusaha di jalan Allah dengan permohonan rahmat dan bantuan. Namun ini pun merupakan doa yang buruk bagi orang yang tidak membantu agama Allah S.w.t. Dimana akan dihilangkan rahmat dan bantuan Allah S.w.t. bagi mereka.

Sekarang, setiap kita hendaknya memperhatikan diri sendiri, apakah ia mendapatkan hak doa yang baik atau hak doa yang buruk. Dan patut diperhatikan bagi orang-orang yang menunaikan shalat, puasa, dan ibadah yang berderajat tinggi, bahwa hal itu bukanlah membantu kerja agama. Membantu agama adalah sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Allah S.w.t. dan Rasul-Nya dengan caranya juga sesuai dengan contoh Rasulullah S.a.w. Sekarang ini, usaha memperbaharui cara tersebut dan berlomba-lomba dalam menghidupkan usaha tersebut, merupakan suatu nusroh (pertolongan) yang sangat besar. Mudah-mudahan  Allah memberi taufik kepada kita."

Manusia telah menjadikan ibadah dan penghambaan diri kepada Allah S.w.t., ke arah derajat yang lebih rendah daripada pengabdian mereka sebagai pekerja dan pegawai
Niat amal dan sampaikan

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Pada suatu hari, setelah shalat Shubuh, Hadratji Maulana Ilyas rah.a. memberi semangat tentang khidmat dan membantu usaha agama, beliau berkata, "Perhatikanlah, kalian telah mengetahui dan mengakui bahwa Allah itu ada dan senantiasa hadir setiap saat. Oleh sebab itu, setelah mengetahui bahwa Allah S.w.t. senantiasa berada di mana saja, kemudian seorang hamba menyibukkan dirinya dengan kesibukan lain, yaitu berpaling dari Allah dan bergairah terhadap hal-hal lainnya, maka itu merupakan pemutusan hubungan dan kerugian yang sangat besar. Ibaratnya, perbatan tersebut menarik murka Allah, yaitu melalaikan usaha agama dan tidak memperhatikan Perintah-Nya, berpaling dari-Nya dan menyibukkan diri dengan perkara lain.

Sebaliknya, orang-orang yang sibuk kepada Allah S.w.t. adalah mereka yang membantu kerja agama, mentaati Perintah-Nya dan selalu bertawajjuh kepada perkara yang lebih utama dan lebih penting, serta memahami bahwa Rasulullah S.a.w. adalah uswatun hasanah. Dan dapat diketahui bahwa usaha-usaha di lakukan oleh Rasulullah S.a.w. dengan banyak menanggung kesusahan adalah demi menegakkan kalimat Allah, yaitu menyiapkan manusia agar beribadah kepada Allah dan berjalan di jalan Allah. Inilah kerja yang paling penting dan utama menurut Allah S.w.t.

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Manusia telah menjadikan ibadah dan penghambaan diri kepada Allah S.w.t., ke arah derajat yang lebih rendah daripada pengabdian mereka sebagai pekerja dan pegawai. Pada umumnya, tujuan utama hidup mereka adalah menyelesaikan pekerjaannya. Dan bila ada waktu luang, baru digunakan untuk makan dan minum apa yang mudah diperoleh. Namun, hamba tersebut tidak berbuat demikian kepada Allah. Setelah ia selesaikan urusannya dan perkara yang di senanginya, barulah ia sisihkan waktu untuk Allah S.w.t., untuk shalat atau bersedekah. Lalu mereka beranggapan bahwa kami sudah menunaikan tuntutan Allah dan agama. Padahal sebagai seorang hamba, seharusnya mereka berpedoman demikian: Kerja agama adalah menjadi maksud hidup dan kerja utama, sedangkan makan dan minum hanyalah keperluan. Ini bukan bermaksud seseorang disuruh meninggalkan pekerjaannya. Maksudnya ialah ; Apa yang ada, hendaknya disesuaikan dengan perintah Allah dan diniatkan untuk berkhidmat kepada agama Allah serta mendudukkan makan minum, dan lain-lain sekadar keperluan. Sebagaimana seorang hamba yang bekerja sungguh-sungguh atas tugas majikannya."

Lidah
Niat amal dan sampaikan

Tuesday, October 25, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Maksud dzikir yang sebenarnya ialah mengetahui kehendak, perintah dan larangan Allah, disetiap tempat dan keadaan. Dan saya lebih menekankan kepada kawan-kawan saya atas dzikir seperti itu."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Manusia memperoleh keutamaan dan ketinggian disebabkan lidahnya. Sekarang jika manusia menggunakan lidahnya untuk berkata baik, maka ia baru memperoleh keutamaan dan ketinggian dari makhluk lainnya. Sebaliknya, jika lisannya tidak benar dan menyusahkan orang lain, maka disebabkan lidah ini, ia akan lebih rendah derajatnya daripada anjing dan babi. Sebagaimana Rasulullah S.a.w. bersabda,

          "Dan ucapan manusia akan menyebabkan manusia itu sendiri dilemparkan ke neraka          dalam keadaan  merangkak dan terseret di atasnya."

Ampunan Allah
Niat amal dan sampaikan.

Monday, October 24, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Pada masa sebelum hijrah, Rasulullah S.a.w. telah berdakwah di kota Mekkah. Beliau sendiri mendatangi mereka. Setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau tidak berbuat seperti ketika di Makkah. Bahkan kebanyakan beliau tinggal di dalam masjid Nabawi. Tetapi beliau berbuat demikian, setelah beliau dapat menyiapkan orang-orang yang siap berdakwah dan dikirim dari masjid Nabawi. Kemudian beliau duduk di masjid Nabawi (markas) dan mengantar jalannya dakwah serta memilih dari orang-orang yang siap berdakwah. Demikian pula pada zaman Umar r.a, beliau hanya tinggal di masjid Nabawi (markas) dengan mengirim orang-orang ke Iran, Romawi, dan tempat lainnya, dalam rangka meninggikan kalimat Allah S.w.t. dan jihad fi sabilillah dalam jumlah ribuan orang. Pada masa itu sangat penting Umar r.a. tinggal dimasjid Nabawi. Yaitu untuk mengetahui dan mengontrol jalannya dakwah dan jihad fi sabilillah."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah S.a.w. mengajarkan Abu bakar r.a. bacaan yang dibaca pada akhir shalat yaitu;

"Ya Allah, aku telah menganiaya diriku sendiri dengan aniaya yang banyak dan tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali engkau. Maka ampunilah hamba dengan Karunia dan Kasih Sayang-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Mari kita renungi, Rasulullah S.a.w. mengajarkan do'a ini kepada Abu Bakar r.a. Padahal Abu bakar r.a adalah orang yang paling mulia dan sempurna diantara umat ini. Shalat Abu bakar r.a hampir menyamai kesempurnaan shalat Rasulullah S.a.w. bahkan ia pernah dijadikan imam oleh Rasulullah S.a.w. Meskipun demikian, Rasulullah S.a.w. telah mengajarinya do'a di atas pada akhir shalat. Hal ini menunjukkan agar Abu bakar r.a disuruh mengakui keuntungan serta kekurangan dirinya dihadapan Allah S.w.t. Dan seakan-akan ia belum dapat menunaikan ibadah sebagaimana kehendak Allah S.w.t. Tersirat dalam do'anya agar Allah mengasihi, memberi karunia dan mengampuninya. Lalu dimanakah kedudukan kita.

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Manusia tinggal diatas bumi dalam masa yang sangat singkat, sedangkan ia akan tinggal di dalam bumi dalam masa yang sangat lama. Atau dapat dipahami bahwa hidup di dunia ini sangat singkat dan hidup di pemberhentian selanjutnya adalah sangat lama. Seperti kehidupan setelah mati, yaitu kehidupan kubur, tidak tahu berapa lamanya. Dan waktu ketika itu beribu-ribu tahun. Dan kehidupan setelah tiupan sangsakala yang pertama pun beribu-ribu tahun lamanya. dan waktu yang terpendek setelah itu adalah seribu tahun, setelah itu kita baru dapat mengambil keputusan.

Jadi, mengapa manusia melalaikan tempat yang akan dilalui dengan masa yang berlipat ribuan ganda dari masa di dunia ini? Hidup di dunia hanya beberapa hari. Masanya akan habis untuk mengejar dunia. Seharusnya kita memberikan masa yang lebih layak sebagai persiapan untuk tempat selanjutnya."

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaknya ia memuliakan tamunya
Niat amal dan sampaikan

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Kita telah diperintahkan agar harta yang telah dikaruniakan kepada kita di dunia ini, hendaknya jangan disimpan yaitu kikir. Dikehendaki agar harta itu digunakan. Dengan catatan tidak digunakan pada yang bukan tempatnya. Gunakan pada tempatnya, yaitu sesuai dengan perintah dan ketetapan Allah S.w.t.

Suatu ketika, hujan turun deras, sehingga lauk belum tiba ke rumah syekh Ilyas rah.a. Dan diantara tamu yang hadir ketika itu, ada seorang ulama, yang termasuk guru saya (Penyusun). Syekh Ilyas mengetahui bahwa kesukaan tamunya adalah daging. Dan saya yang lemah pun hadir ketika itu. Saya lihat wajah syekh Ilyas agak lain karena keterlambatan lauk itu. Saya sangat heran, mengapa? Tidak lama kemudian beliau berkata, " Didalam Hadist Rasulullah S.a.w. bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaknya ia memuliakan tamunya." Dan diantara memuliakan tamu adalah: Jika tidak menyulitkan, hendaklah menyajikan sesuatu yang menjadi kesukaan tamunya."Kemudian dengan semangat beliau berkata, "Lalu bagaimana dengan tamu-tamu Allah dan Rasul-Nya?" Maksudnya adalah: Sangat penting bagi kita menunaikan hak-hak seorang tamu yang datang hanya karena Allah dan Rasul-Nya dan hubungan kerja karena Allah S.w.t.

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Surga adalah balasan dari hak-hak. Yaitu hak-hak kita, ketenangan dan ketentraman kita yang tergunakan untuk Allah S.w.t, dan kesusahan kita demi menunaikan hak-hak orang lain, maka balasan semuanya itu adalah surga"

"Sayangilah penduduk bumi, Pasti Allah akan menyayangi kalian"

Dan didalam hadist, ada dua buah kisah yang berhubungan dengan hal ini. Yaitu kisah masyhur mengenai dua orang wanita.

Pertama adalah kisah wanita nakal yang memberi minum kepada anjing yang kehausan. Dengan mengeluarkan air dari sumur dan memberi minum kepada anjing tersebut, maka atas perbuatannya, Allah masukkan wanita itu ke surga. Dan wanita kedua ialah seorang wanita shalihah, tetapi ia membiarkan seekor kucing mati kelaparan. Dan atas perbuatannya itu, ia dimasukkan ke neraka jahannam.

"Sayangilah penduduk bumi, Pasti Allah akan menyayangi kalian"
Niat amal dan sampaikan



Sunday, October 23, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Maksud Ilmu yang pertama dan utama adalah agar seseorang dapat memperbaiki kehidupan dirinya sendiri, dapat menunaikan kewajiban dan memahami kesalahan diri sendiri dan selalu berusaha atas hal-hal tersebut. Namun jika ilmu itu digunakan untuk menyalahkan orang lain dan melihat aib orang lain, maka ilmu tersebut akan menjadi sebab ketakaburan.
Dan jelas ini sangat berbahaya bagi orang alim, Dikatakan dalam pepatah,
                       
                          'Kerja yang dikerjakannya, malah menghancurkan dirinya.'

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. ditanya seseorang, "Mengapa orang Islam tidak dapat mengatur pemerintahan dan kekuasaan?" Beliau berkata, "Apabila perintah Allah S.w.t. dan larangan-larangan Allah tidak diamalkan pada dirinya, bagaimana urusan dunia dapat diserahkan kepada mereka? kehendak Allah memberikan pemerintahan dunia ini kepada orang Islam, agar orang-orang islam menegakkan perintah Allah S.w.t. di dunia ini. Jadi, apabila kalian sekarang diserahi pemerintahan, apakah kalian dapat menunaikan kehendak Allah S.w.t. tersebut?"

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Orang yang dianggap sebagai pejabat (pembantu) pada hakekatnya bukanlah pembantu pemerintah. Sebenarnya merekah hanyalah membantu dirinya sendiri untuk membantu dirinya sendiri untuk memenuhi keperluannya. Karena pada hari ini keperluan mereka telah dipenuhi oleh pemerintah, maka mereka menjadi pembantu pemerintah. Tetapi jika esok hari keperluan mereka itu dicukupi oleh musuh pemerintah, maka mereka otomatis akan membantu musuh itu.

Dengan demikian, pada hakekatnya orang yang akan mencapai hajatnya itu tak akan membantu apabila hajatnya tidak terpenuhi. Bahkan, terhadap ayahnya sekalipun. Dan cara untuk memperbaiki mereka bukanlah dengan mencaci dan memarahinya begitu saja, penyakit mereka yang sebenarnya adalah 'sifat mementingkan diri sendiri'. Selama ia terpenuhi keperluannya, maka ia akan berusaha kuat untuk membantu.

Dan untuk memperbaiki hal ini bukan dengan membicarakan aib-aibnya dan mencacinya. Cara yang tepat adalah menggantikan sifat mementingkan diri pribadi itu dengan sifat mementingkan Allah S.w.t. dan perintah-Nya. tanpa usaha demikian, penyakit tersebut tidak akan dapat disembuhkan.

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata. "Suatu ketentuan umum, bahwa setiap orang akan mendapat ketenangan bila ia memperoleh keinginannya. Suatu contoh adalah : Seseorang yang menyukai kekayaan, makanan enak, pakaian bagus, maka tanpa memperoleh benda-benda tersebut, ia merasa tidak tentram. Sebaliknya, orang yang suka duduk diatas tikar, diatas goni, berpakaian sederhana, mereka merasa tentram dengan keadaan demikian. Dan merekalah orang yang mengikuti jejak Rasulullah S.a.w. Dengan jalan itu, mereka mendapat ketenangan hidup. Itu merupakan karunia Allah yang sangat besar. Semua kebiasaan tadi dapat dijalankan dengan mudah oleh orang kaya atau miskin. Dan seandainya ada seseorang yang tidak mampu dan ia tidak membiasakan dengan perkara tadi, maka seumur hidupnya ia tidak akan merasakan kebahagiaan hidup."

Niat amal dan sampaikan



Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Beliau berkata, "Apabila seorang hamba ingin maju dalam kebaikan, maka syetan selalu berusaha menghalanginya dengan berbagai cara dan mempersulit jalan, serta menyebarkan halangan. Jika halangan dan rintangan tersebut tidak berhasil, syetan akan berusaha mencari jalan lain, yaitu dengan berusaha merusak niat dan keikhlasannya, atau dengan ikut serta dalam kebaikannya, maksudnya dengan memasukkan rasa riya dan sum'ah (agar terkenal). Dan kedangkala dengan mencampur-aduk maksud dan tujuan, sekedar untuk merusak niat. Dan dengan cara ini, kadangkala syetan berhasil.

Oleh sebab itu, ahli agama hendaknya berhati-hati menghadapi bahaya ini dan menjaga hati kita setiap waktu dari bisikan syetan, serta senantiasa meneliti niat kita. Jangan sampai, niat karena Allah S.w.t tercampur dengan niat lainnya, yang dapat menyebabkan Allah tidak mengabulkan amal tersebut.".

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Pondok-pondok pesantren secara umum memiliki kelalaian dan kekhilafan. Mereka memang telah diajar dengan beberapa ilmu, namun mereka lupa menekankan maksud sebenarnya dari belajar tersebut, yaitu agar dapat terjun berkhidmat (melayani) kepada agama dan mendakwahi manusia kepada Allah S.w.t. Akibat dari kelalaian ini, setelah para pelajar itu selesai belajar di pesantren, mereka bertujuan mencari keduniaan atau menjadi pegawai atau ikut ujian di sekolah-sekolah umum untuk mencari pekerjaan duniawi (uang). Dengan demikian, seluruh waktu, tenaga, usaha, biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai maksud belajar ilmu yang sesungguhnya hilang seketika. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya ikut bekerja sama dengan musuh-mush agama.

Oleh sebab itu, kita hendaknya jangan berpikir untuk mengajari ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mengarahkan mereka setelah selesai belajar agar siap berkhidmat kepada Agama dan mengamalkan perintah agama. Seandainya kita menanam benih, dan tidak berhasil, maka itu adalah suatu kerugian. Tetapi bila kita berhasil dalam pembenihan, kemudian hasilnya untuk membantu musuh-musuh Islam, maka ini kerugian yang sangat besar.

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, ''Para pelajar yang telah lulus dari pondok-pondok atau madrasah, kadangkala ikut ujian universitas (negeri). Kita tidak menyadari bahaya dan kerugian hal itu. Ujian-ujian pada umumnya dilaksanakan untuk mencari pekerjaan di sekolah-sekolah negeri, sehingga seakan-akan pemerintah kafir menggunakan lulusan pondok untuk kepentingan sekolahnya.

Dengan demikian, para pelajar yang lulus lalu mengikuti ujian tersebut, berarti ia telah membantu orang-orang kafir. Bahkan sebelum menerima upah dari mereka, hendaknya dipikirkan, bahwa ilmu agama yang didapat telah salah penggunaannya, yaitu dengan membantu pengajaran ta'lim orang kafir. Dapat dipahami bahwa dengan mengikuti ujian negeri, hal itu dapat menyebabkan terputus hubungan dengan Allah serta Rasul-Nya. Dan memulai hubungan dengan pemerintah kafir; adalah sangat berbahaya.

Pondok-pondok pesantren dan keikhlasan niat
Niat amal sampaikan


Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. Berkata, "Di dalam Al-Qur'an dan hadist banyak diberitakan tentang kepentingan hakekat dalam agama. Agama sangat mudah dan ringan. Untuk itu, derajat dalam agama juga mudah dan ringan disertai niat yang benar serta ikhlas dalam beramal. Karena bagian terpenting dalam agama adalah ruh agama. Itu pun sangat muda. Inilah keikhlasan sebagai tujuan suluk dan thoriqot (istilah tasawuf). Sehingga dapat diketahui bahwa suluk pun sangat mudah. Namun jika caranya salah, perkara yang sangat mudah pun menjadi sangat sulit.

Perlu diingat, bahwa setiap perkara apabila berjalan pada aturan dan caranya, maka akan menjadi mudah. Sekarang, kesalahan orang-orang adalah merasa berat dalam menjaga tertib. Padahal kerja dunia apapun memiliki tertib dan cara yang harus ditempuh. Seandainya tertib itu tidak dijalankan, tentu tidak akan berhasil. Pesawat,kapal,kereta api,sepeda motor, bahkan memasak pun memiliki tertib dan cara masing-masing."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Tujuan khusus dari thoriqot adalah ; Bagaimana agar nafsu manusia tersalurkan untuk mentaati perintah Allah S.w.t dan meninggalkan larangan-Nya, yaitu agar dapat merasakan kelezatan iman ketika beribadah dan merasa susah ketika berbuat maksiat. Inilah tujuan Thoriqot. Sedangkan amalan lainnya, seperti; memperbanyak dzikir, ibadah dan riyadhoh, semua ini membantu agar mempercepat sampai ke tujuan. Namun dewasa ini banyak orang yang menganggap bahwa cara tersebut adalah tujuan yang sebenarnya. Padahal diantara amalan itu dapat menjadi bid'ah. Cara-cara tersebut hanyalah sebab, bukan maksud. Jika terjadi perselisihan dalam mencapai maksud, hendaknya di teliti lagi. Untuk mencapai maksud, perlu ada perbaikan. Yang terpenting adalah syariatnya, karena syari'at tersebut wajib untuk diamalkan di setiap zaman."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, ''Derajat kewajiban itu lebih tinggi daripada sunnah. Pahamilah bahwa sunnah itu untuk menyempurnakan kewajiban. Sunnah adalah pengikut, sedang wajib yang harus diikuti. Sunnah itu untuk menutupi kekurangan yang wajib, tetapi banyak orang telah salah memahaminya. Mereka semakin melupakan kewajiban dan menyibukkan diri pada amalan sunnah. Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa mendakwahkan kebenaran, menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah bagian dari tanggung-jawab serta kewajiban agama. Tetapi berapa orangkah yang menunaikannya?. Sedangkan dzikir-dzikir sunnat, ibadah-ibadah sunnat, dan banyak kegiatan agama yang bersifat sunnat, banyak orang yang melakukannya."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Sebagian ahli ilmu dan pelajar telah salah dalam memahami 'istighna'. Mereka memahami bahwa maksud 'istighna' adalah enggan menemui orang-orang kaya lagi hartawan. Bahkan menemui mereka pun dianggap suatu yang harus dihindari. Padahal maksud 'istighna' yang sebenarnya adalah kita jangan pergi ke sana, jika kita berkeinginan atas kedudukan dan hartanya. Kita mendatangi mereka semata-mata untuk perbaikan diri mereka. Berjumpa dalam maksud agama dan berbicara agama, tidak bertentangan dengan makna 'istighna' (tidak mengharap sesuatu selain dari Allah). Amal ini sangat penting. Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika menjumpai orang kaya tersebut, hati kita jangan ada rasa cinta terhadap keduniaan dan kedudukan mereka, serta tidak rakus untuk mendapatkannya.

Niat amal dan sampaikan.

Saturday, October 22, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadhratji (Maulana Muhammad Ilyas rah.a Hadhratji Pertama) -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, ''Pada umumnya, keadaan amalan umat Rasul-rasul terdahulu sudah tidak memiliki ruh serta hakekat di dalamnya. Apa yang mereka lakukan sekedar adat kebiasaan. Dan itulah amalan yang masih mereka lakukan. Untuk menghapus kesesatan dan ibadah tanpa ruh tersebut, dikirimlah para Nabi alaihim salam, yaitu untuk mengganti kebiasaan masyarakat dengan amal agama yang memiliki hakekat dan kekuatan ruh. Dan akhirnya, diutuslah Rasulullah S.a.w.. Dan demikianlah keadaan seluruh agama Samawi pada saat itu. Yang tersisa dari syariat para Nabi alaihim salam, hanyalah sekumpulan adat. dan mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itulah syariat agama.
Kemudian Rasulullah S.a.w. datang dan menghapus adat istiadat itu serta mengajarkan agama, hukum dan akhlaq yang sebenarnya."

Dewasa ini, Umat Muhammad S.a.w. pun sedang menderita penyakit yang sama, bahkan amal ibadah pun sudah menjadi sekadar adat istiadat. Dan ta'lim agama yang seharusnya sebagai alat untuk memperbaiki diri, juga sudah menjadi sekedar adat. Dan karena jalan kenabian sudah berhenti, maka tanggung jawab kerja para nabi ini telah dilimpahkan kepada para alim ulama sebagai pewaris Anbiya a.s.

Usaha yang penting adalah bagaimana menghapus kegelapan dan kerusakan. Khususnya dengan memperbaiki niat, sebab suatu amalan akan disebut adat, jika amal tersebut dilakukan dengan niat bukan karena Allah S.W.T. dan tidak dilakukan dengan perasaan bahwa ia adalah hamba Allah. Oleh sebab itu, dengan memperbaiki niat, maka ruh amalan akan pulih kembali, sehingga amalan tadi tidak disebut lagi sebagai adat, bahkan dapat disebut sebagai hakekat.

Jadi setiap amalan hendaknya didukung oleh perasaan bahwa ia adalah seorang hamba, disertai semangat beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu, untuk mengembalikan manusia agar meluruskan niatnya sehingga setiap amalan dilakukan semata-mata karena Allah, dan setiap amalan dapat menjadi hakekat, maka ini adalah tugas dan kewajiban para ulama dan Ahli-ahli agama."

Dakwah wa tabligh - Nasihat Tiga Hadhratji -
Niat Insya Allah

Dakwah wa tabligh - Nasihat Tiga Hadhratji -

Bismillahirrahmanirrahiim..

'Hadhratji' atau 'hadhrat' atau 'hadhirat' adalah suatu panggilan atau sebutan untuk seseorang yang sangat dimuliakan. Dalam bahasa urdu (India), lafazh 'hadhrat' selalu digunakan dalam menyebutkan nama seseorang yang dituakan atau dimuliakan. Tambahan 'Jii' adalah panggilan yang tercetus dari dalam lubuk hati atau panggilan yang tulus dari seseorang kepada orang yang sangat ia hormati dan ia cintai.

Didalam usaha dakwah dan tabligh, panggilan 'hadhrat' banyak ditujukan kepada para masyaikh atau alim ulama atau orang-orang lama yang sudah banyak berkecimpung didalam usaha dakwah dan tabligh. Namun sebutan 'Hadhratji' hanya lebih banyak ditujukan kepada amir atau pimpinan yang bertanggung jawab terhadap usaha dakwah dan tabligh diseluruh dunia.

Dari sejak mulai menggeliatnya usaha dakwah keimanan ini, sebutan 'hadhratji' mulai diberikan kepada Syaikh Maulana Ilyas, atau biasa disebut 'Hadhratji Pertama', atau 'Bara Hadhratji' atau 'Hadhratji besar'.
Dan ketika keamiran (kepimpinan) usaha ini berpindah kepada Syaikh Maulana Yusuf, maka beliaupun dipanggil dengan sebutan 'Hadhratji kedua', begitu juga ketika kepemimpinan berpindah ke Syaikh Maulana In'amul Hasan, beliau disebut sebagai 'Hadhratji ketiga'.

Mengenai ketiga hadhratji ini, masing-masing tentu memiliki keistimewaan yang satu melengkapi yang lainnya. Terlepas dari ketiganya memiliki hubungan nasab (kekeluargaan) yang sama, namun masing-masing mereka memang memiliki kepribadian yang sangat istimewa.

Profesor Kalim Aziz berkata, "Permulaan yang tawadhu' pada masa Maulana Ilyas, perkembangannya pada masa Maulana Yusuf, dan hubungan luar negerinya sekarang, semua terpelihara didalam mata yang luas Maulana In'amul Hasan.

Pada zaman kepemimpinan Maulana Muhammad Ilyas rah.a adalah zaman permulaan dan pertumbuhan usaha ini. Pada zaman akhir kepemimpinan Maulana Muhammad Yusuf rah.a dan awal zaman Maulana In'amul Hasan puncaknya.

Profesor Kalim Aziz menyatakan, "Masa Maulana Muhammad Ilyas rah.a adalah zaman fikir. Masa Maulana Yusuf rah.a adalah zaman josh (Semangat). Dan masa Maulana In'amul Hasan, seluruhnya berdasarkan pada 'hosh' (kesadaran dan kebijaksanaan).

Hadhratji Maulana In'amul Hasan pernah mengungkapkan masalah ini dengan berkata, ''Penekanan terhadap tiga aspek yang berlainan telah ditegaskan pada tiga zaman, yaitu :

Pada zaman Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a penekanan diberikan dalam bidang kehidupan akhirat; surga dan neraka. Pada zaman Hadhratji Maulana Muhammad Yusuf rah.a. ditekankan dalam bidang pengorbanan dan mujahadah. Pada zamanku (Hadhratji In'amul Hasan) ditekankan dalam bidang amalan."

Mengharap Ridho Allah S.W.T semata

Wednesday, October 19, 2016

Halakah Tajwid -1-





Ketika kita khuruj fisabilillah maka program dipagi hari menjelang dzuhur adalah Halakah Qur'an (Belajar menghapal 10 ayat pendek dan memperbaiki bacaan dan Tajwidnya)
Alhamdulillah ketika keluar dibanyuwangi bulan Agustus 2016 kita dapat jamaah seorang kyai dari Wongsorejo bajulmati selama 3 hari menemani kita dan mengajari kita bagaimana membaca Al-Qur'an dengan benar dan baik.

inilah guna khuruj fisabilillah yaitu sarana tarbiyah tercepat untuk Ummat Islam yang kini telah jauh dari agamanya sendiri.

insya Allah niat lebih lama lagi dan lebih jauh lagi

Ummat Akhir zaman 10% - Dakwah wa tabligh -

Monday, October 17, 2016

Jual Kapolaga Murni - Bumi Indah | Tokopedia

Jual Kapolaga Murni - Bumi Indah | Tokopedia: Jual Kapolaga Murni, Bumbu Dapur dengan harga Rp 137.000 dari toko online Bumi Indah, Jakarta. Cari produk lainnya di Tokopedia. Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia.

Kapolaga murni
Note ini harga per KG

SMS/Call/WA : 081219257369
BBM : 2AD7D5F9


Rp.137.000

Kanker--Kapulaga mengandung IC3 (indole-3-carbinol) dan DIM (diindolylmethane). Kedua fitokimia ini dikenal luas sebagai pelawan kanker, secara khusus membantu menangkal kanker yang berkaitan dengan respon hormon—misalnya kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker prostat. Kapulaga juga mengandung antioksidan yang limpah, menambahkan khasiat kapulaga untuk memberi perlindungan terhadap dampak penuaan dan stres, serta dampak radikal bebas yang bisa memicu kanker.

Jamaah India In Masjid Al Muslim



Belajar Khidmat jamaah luar negeri (India)

Friday, October 14, 2016

Antri Thoam Markas



Belajar menertibkan diri... agar disiplin dan menahan ego walau pun telah lapar bet :D

Thursday, October 13, 2016

Makan berjamaah Dimalam perkumpulan setiap malam jum'at dimasjid Kebon J...



Menyatukan hati... dimeja makan atau makan bersama-sama satu nampan.... Menuai berkah daripada Allah SWT... karena sunnah Rasulullah SAW.

“Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, maka makanan kalian akan diberkahi.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya (IV/138)


“Makanan satu orang mencukupi dua orang, makanan dua orang mencukupi empat orang dan makanan empat orang mencukupi delapan orang.”



Shahih Muslim (III/1630)

niat amal dan sampaikan

Monday, October 10, 2016

Sands beach Therapy

Ummat Akhir zaman 10% - Dakwah wa tabligh -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Rasulullah saw berwasiat kepada para sahabat,
" Wahai sahabatku, apabila saat ini kalian mengurangi waktu kalian untuk agama Allah sepersepuluh saja, niscaya nushratullah (pertolongan Allah) tidak akan turun, kalian harus mengamalkan agama secara keseluruhan, Tetapi ummatku pada akhir zaman nanti, jika mereka rela meluangkan waktunya sepersepuluh saja untuk agama Allah, maka nusratullah akan segera turun."
(HR.Tirmizdi)

10% dari 30 hari = 3 hari setiap bulan
10% dari 1 tahun = 40 hari setiap tahun
Minimal 4 Bulan Seumur Hidup
Insya Allah.............

Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al 'Ankabuut 7)

Untuk sempurnakan iman dalam diri kita pun perlu buat pengorbanan seperti Nabi SAW, Para Sahabat R.hum,Para Anbiya,Para Syuhada,Para Wali,Para Shadiqin,( berkorban untuk Agama dengan harta ,waktu dan diri sendiri )

Alangkah Lucunya Negeriku - Dakwah wa Tabligh -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Alangkah lucunya negeriku.... bila ada segolongan orang-orang hendak memakmurkan masjid2 Allah SWT dikatakan orang tidak punya kerjaan lah, pengangguran lah, Di usir2 lah....
Alangkah lucunya negeriku.. bila ada segolongan orang-orang ingin mengenalkan Allah SWT dan amal amal agama dihalau... dicaci, di interograsi,di cibir, dicurigai....
Alangkah lucunya negeriku... bila ada segolongan orang-orang ingin mengajak membangun agama... dikatakan tak punya ilmu lah, dan lain-lain....
Tetapi ketika ada yang melecehkan ayat Allah SWT mereka langsung meraung2, bak cacing kepanasan... sedangkan Agama yang dia anut sedang ia rubuhkan sendiri sedangkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW mereka taruh dibelakang punggung mereka (mencibir orang yang berpakain sunnah ikut2 orang arab, memanjangkan jenggot dikatakan seperti binatang ternak,dan teroris lalu dan mereka tidak memperhatikan bagaimana shalatnya Ummat Islam hari ini...

“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu,” (Baihaqi).

Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat” (Shahih Bukhari)
Pikirkan...

Saturday, October 8, 2016

Jual Kapolaga Murni - Bumi Indah | Tokopedia

Jual Kapolaga Murni - Bumi Indah | Tokopedia: Jual Kapolaga Murni, Bumbu Dapur dengan harga Rp 137.000 dari toko online Bumi Indah, Jakarta. Cari produk lainnya di Tokopedia. Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia.



Kapolaga murni
Note ini harga per KG

SMS/Call/WA : 081219257369
BBM : 2AD7D5F9

untuk kue dan pelengkap es segar anda

Mari pemilik usaha kuliner... monggo diorder
kami melayani partai kecil dan besar...
Untuk Informasi partai besar harap contact WA or BBM
Note. Bila memesan sertakan alamat yang lengkap.

Friday, October 7, 2016

Shalat adalah Tiang agama - Dakwah wa Tabligh

Bismillahirrahmanirrahiim....

Baginda Rasulullah Saw bersabda,"Shalat adlh tiang agama dan memiliki 10 kebaikan yaitu
(1) mencerahkan wajah
(2) cahaya hati
(3) menyehatkn
(4) penenang dlm kubur
(5) penyebab turunnya rahmat Allah swt
(6) kunci (pembuka khazanah) langit
(7) memberatkan timbangan amal baik
(8) jalan menuju keridhaan Allah swt
(9) harganya surga dan
(10) pelindung dari neraka.
" Baginda Rasulullah Saw bersabda "barangsiapa mengerjakan shalat berarti menegakan agama. Barangsiapa meninggalkannya, berarti meruntuhkn agama." Hadist lain menyebutkn "shalat (sunnah) di dlm rumah adalah nur (cahaya). Sinarilah rumahmu dngn shalat (sunnah)." Sabda baginda Nabi saw yg masyhur "pada hari kiamat kelak, disebabkan wudhu dan sujud mereka, tangan, kaki dan wajah mereka akan bercahaya sehingga mereka menjadi istimewa dari ummat lain." Hadist lain menyatakan "jika azab akan diturunkan dari langit, orang yg memakmurkan masjid akan terhindar dari azab tersebut." (Dari kitab Jami'ush shaghir)

Shalat adalah Tiang agama - Dakwah wa Tabligh
Niat amal dan sampaikan

Wednesday, October 5, 2016

5 Kegelapan

Bismillahirrahmanirrahiim

5 LENTERA DARI ABU BAKAR RADIYALLAHU ANHU
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mengatakan: “Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya pun ada lima, yakni:
1. Cinta dunia adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah ketakwaan.
2. Berbuat dosa adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bertobat.
3. Alam kubur adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bacaan: Laa ilaaha illa-Allah, muhammadur-Rasulullah.
4. Alam akhirat itu adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah amal shaleh.
5. Shirat (jembatan penyebrangan di atas neraka) itu sangat gelap, sedangkan penerangnya adalah yaqin.
Nashaihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani

Semoga kita bisa amal dan sampaikan

Monday, October 3, 2016

Terapi Pasir





Pengobatan menggunakan Pasir pantai... minimal 30 menit.. ditimbun pasir hangat pantai..



lokasi Wongsorejo Banyuwangi

Sunday, October 2, 2016

Umbul pule Gunungsari Banyuwangi





Umbul pule Gunungsari Banyuwangi



Dari Ubadah bin Ash-Shamit r.a., bahwasanya seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk mengembara."

Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya pengembaraan (wisata) umatku adalah jihad fi sabilillah 'azza wa jalla."

(H.R. Abu Dawud)



Banyuwangi 2016

Saturday, October 1, 2016

Nasihat Ulama

Bismillahirrahmanirrahiim..

Nasehat Para Ulama, apabila Allah tidak mengkehendaki kita (sebagai CALON AHLI SURGA) lagi, Maka :
• Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.
• Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.
• Allah akan sibukkan kita dengan urusan perniagaan.
• Allah akan sibukkan kita dengan harta.
• Allah akan sibukkan kita dengan mencari pengaruh pangkat dan kuasa.
• Alangkah ruginya karena semua itu akan kita tinggalkan. Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dahulu menemui Allah SWT dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi sudah pasti mereka memilih tidak lagi akan bertarung bermati-matian untuk merebut dunia.
• Tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah dan beribadat kepada Allah SWT. Sebenarnya apa pun yang kita dapat di dunia ini telah ditentukan oleh Allah SWT.
• Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih daripada kita dari segi gaji, pangkat, harta dan keluarga.
• Tapi, kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu dan amalan orang lain lebih daripada kita. Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat orang lain bangun disepertiga malam untuk solat tahajjud.
• Kita cemburu melihat orang lain tukar mobil baru, tetapi jarang kita cemburu melihat orang lain mampu khatam Al-Quran sebulan 2 kali.
• Semua tanda ini menunjukkan dunia telah sampai di akhir zaman, sebab uang, pangkat dan harta telah mengalahkan segalanya.
• Setiap kali menyambut hari, kita sibuk dgn rencana yg ingin dilakukan sebaik mungkin, tetapi lupa bahwa dgn bergantinya hari berarti telah bertambah pula umur kita.
• Sesungguhnya mati itu benar, alam kubur itu benar, pertanyaan munkar dan nakir itu benar, mahsyar Allah itu benar, syurga dan neraka itu benar.

Semoga kita bisa mengambil i'tibar

Friday, September 30, 2016

Safari Ummat Akhir zaman





Dari Ubadah bin Ash-Shamit r.a., bahwasanya seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk mengembara."
Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya pengembaraan (wisata) umatku adalah jihad fi sabilillah 'azza wa jalla."
(H.R. Abu Dawud)

Bumi Indah - Jakarta | Tokopedia

Bumi Indah - Jakarta | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari Bumi Indah - Menjual dengan kualitas dan terpercaya



Kerupuk Singkong Panda
Note ini harga per KG

SMS/Call/WA : 081219257369
BBM : 2AD7D5F9

Mari pemilik usaha kuliner... monggo diorder
kami melayani partai kecil dan besar...
Untuk Informasi partai besar harap contact WA or BBM
Note. Bila memesan sertakan alamat yang lengkap.



Tanah Banyuwangi





Sampai ditanah Banyuwangi :D Sejarah tempat kelahiran dan perjuangan Raden paku (Sunan Giri)



Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri. Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.



Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro), Maulana Ishaq, dan Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut (sadur dari Wikepedia)

Thursday, September 29, 2016

Perjalanan 40hari Jamaah Cibubur





Perjalanan menggunakan kereta api dari pasar senen menuju Surabaya pasar turi... Tiba di Pasar turi pukul 2 malam... dilanjutkan menuju sumber wadung Banyuwangi dari Stasiun surabaya Gubeng

Belajar meluangkan waktu untuk agama Allah S.w.t. dan belajar menghidupkan Sunnah-sunnah Baginda Rasulullah SAW....

apa-apa yang didapatkan dengan korban kan harta dan diri sendiri maka akan bernilai sangat besar bagi yang berkorban atas apa-apa yang diusahakannya.

Wednesday, September 28, 2016

Halakah Tajwid





Jamah 40har gerak 10 hari dicibubur - Rute Di Musholla Al-Munawwaroh cibubur 7... Gerak Zona Cibubur



Jamaahnya dari satu zona gerak di cibubur.. dalam Rangka menghidupkan Maqomi...



Sedang belajar Al-Qur'an... memperbaiki bacaan dan Tajwid dipandu santri-santri dari Pondok nya Pak Jendral Anton Bahrul Alam

Tuesday, September 27, 2016

Jamaah Gerak Jakarta gerak dijakarta Halaqoh Qur'an





Belajar Halaqah Tajwid.. didalam Ta'lim pagi..



waktu keluar 3hari di Cibubur...



NB : Jamaah jakarta (Cibubur) gerak dizona-zona Cibubur

Monday, September 26, 2016

Makan berjamaah Kebon Jeruk





Menyatukan hati... dimeja makan atau makan bersama-sama satu nampan.... Menuai berkah daripada Allah SWT... karena sunnah Rasulullah SAW.

Sunday, September 25, 2016

Tasykil jamaah Bisu II







Mereka dengan segala kekurangan pada jasad tidak mundur dalam semangat untuk menyebarkan Agama Allah S.W.T



Insya Allah kita yang sempurna dalam jasad tidak kalah dengan mereka bersama2 dengan Semangat juga untuk menyebarkan Agama Allah S.W.T ke seluruh penjuru-penjuru dunia.

Tasykil jamaah Bisu II

Saturday, September 17, 2016

Jual Kerupuk Singkong Panda - Bumi Indah | Tokopedia

Kerupuk Singkong Panda
Note ini harga per KG

SMS/Call/WA : 081219257369
BBM : 2AD7D5F9

Mari pemilik usaha kuliner... monggo diorder
kami melayani partai kecil dan besar...
Untuk Informasi partai besar harap contact WA or BBM
Note. Bila memesan sertakan alamat yang lengkap.

Saturday, July 30, 2016

Dakwah wa tabligh - FADHILAH AMAL -

Bismillahirrahmanirrahiim..

* FADHILAH AMAL *

Ada org bertanya pada ahbab, kenapa kalian hanya ta'lim fadhoil kenapa tdk ta'lim masail...........???
Jawab;
Maulana Ilyas Rah A katakan : Ilmu Fadhail memiliki derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang tergerak ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail tentang amalan tersebut.
Seperti seorang anak diberitahu Fadhilah seorang dokter bahwa dokter itu akan dapat uang banyak, dapat kemuliaan di masyarakat. Maka anak itu akan semangat belajar sungguh- sungguh dan dalam masa belajar itulah ia belajar jadi dokter yang baik (masail).
Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang. Lihatlah karena mereka belajar Fadhail maka hasrat untuk amal ditujukan untuk dirinya bukan untuk menilai amalan orang, sehingga ketika belajar masail tak akan salahkan orang lain karena agama adalah untuk diri sendiri demi mencapai Ridho Allah.
Sedangkan orang yang tak ta'lim Fadhail tetapi langsung Masail maka langsung melihat kesalahan orang lain karena agama bukan ditujukan untuk dirinya tetapi untuk orang lain, mulailah mereka menjadi Ahli Fatwa, Membid’ahkan, menyesatkan dan mengkafirkan bahkan meremehkan Madzhab yang di ijma’ oleh para ulama. sehingga menyebabkan halaloh2 lain berpecah dgn muslim lainnya.
Masyaikh katakan : Penolakan terhadap madzhab dengan mentah-mentah akan lebih banyak membawa orang kepada kesesatan. Dalam Jemaah tidak ada ta'lim masail khusus tabligh, tetapi mereka mengarahkan kepada ustadz-ustadz masing-masing walaupun ustadznya belum pernah ikut program khuruj. Sehingga kalau kita saksikan di markaz-markaz mereka tak ada penyeragaman dalam shalat seperti di harokah2 lain. Justru dalam perbedaan mereka harmonis, tak ada yang salahkan satu sama lain.
Dalam beramal tetaplah ikhlash semata karena Allah SWT sedangkan janji-janji Allah pasti akan didapatkan. Orang yang
beramal tanpa yakin janji Allah maka seperti pesawat terbang tanpa mesin.
Itulah sebabnya para ahbab setiap hari ta’lim ilmu fadhail 2 kali, di masjid
bersama jemaah masjid dan di rumah bersama ahli keluarga mereka.

Bersedia semua hidupkan ta'lim. Insya Allah

Thursday, July 28, 2016

Dakwah wa tabligh - Amar Ma'ruf Nahi Munkar -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Alim ulama menjelaskan bahawa berdasarkan Al Qur’an, ada lima tugas yang ditanggung oleh setiap umat Nabi Muhammad SAW, iaitu:

1. Tanggungjawab atas diri sendiri

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim 6)

Setiap manusia dituntut untuk memperbaiki diri sendiri dan meningkatkan keimanan serta ketaatannya kepada Allah, agar terhindar dari api neraka.


2. Tanggung jawab Keluarga.

Selain diri sendiri, seorang mukmin juga bertanggungjawab menjauhkan keluarganya dari murka Allah, dan membawa mereka kepada redha-Nya.


3. Tanggungjawab atas kaum kerabat dan sahabat dekat.

Allah berfirman, “Dan peringatilah keluargamu dan kaum kerabatmu.” (QS. Asy syu’ara 214)

Setiap mukmin bertanggungjawab untuk mengajak kaum kerabat dan saudara-saudaranya mentaati Allah.


4. Tanggungjawab atas sesama muslim dan penduduk di sekitar

Allah berfirman, “Dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) “ibu negeri” (Mekkah) dan (orang-orang)yang di luar lingkungannya.” (QS. Al-An’am 92)

Setiap mukmin dituntut untuk memberi peringatan dan menyampaikan agama kepada penduduk di sekitarnya dan di luar lingkungannya.

 5. Tanggungjawab seluruh manusia. Firman Allah.

“Kalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran 110)

Terakhir adalah tanggung jawab sebagai Khoiru Umat, iaitu sebaik-baik umat yang dipilih oleh Allah untuk menemui manusia untuk mengajak mereka kepada kebaikan dan menyelamatkan mereka dari murka Allah Ta’ala.

Kelima-lima tanggungjawab tersebut adalah tanggungjawab setiap muslim, dan untuk menunaikannya, kita tidak terikat oleh salah satu diantara yang lima tersebut.

Niat amal dan sampaikan.

Sunday, July 17, 2016

Dakwah wa Tabligh - Kebanggan Allah SWT -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir r.a., beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap seorang pengembala kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk sholat dan mengerjakan sholat, kemudian Allah ‘azza wa jalla (Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur) berfirman, ‘Lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan adzan dan menegakkan sholat (iqomat) karena takut kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan memasukkannya kedalam surga’” (Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad yang shahih.)


Niat amal dan sampaikan

Wednesday, July 13, 2016

Dakwah wa tabligh - Saham Dakwah -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Saham Dakwah

Maulana Mustaqim telah bertanya : Apa niat kamu kalau adzan?
Dijawab : Niat saya untuk memanggil orang kampung shalat berjamaah
Ada lagi yang menjawab : Niat saya untuk menghidupkan suasana agama
Ada lagi yang menjawab : Niat saya untuk dakwah
Maka Maulana Mustaqim : kalau niat kita hanya untuk memangil orang kampung untuk shalat ini niat yang kecil dan adzan itu memang dakwah yang sempurna.
Jadi niat kita ketika mengumandangkan adzan adalah untuk memanggil semua manusia yang ada di seluruh dunia ini untuk shalat. Maka setiap orang yang shalat diseluruh penjuru dunia akan mengalir pahalanya untuk kita.
Jadi, dakwah pun begitu
Ketika kita buat dakwah niatnya pun, buat dakwah diseluruh penjuru dunia.
Jaulah, niat seluruh alam
Taklim, niat seluruh alam
Bayan, seluruh alam
Silaturrahmi, niat seluruh alam
Kalau ada orang yang dapat hidayah di Amerika, asbab kerja dakwah maka kita juga akan mendapatkan pahala yang sama.
Dari Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Siapa yang menyeru kearah hidayah dan pekerjaan yang baik, dia akan mendapat pahala sama banyak dengan pahala orang-orang yang mengikutnya. Dan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang-orang yang mengikutinya. Begitu juga, sesiapa yang menyeru kejalan kesesatan, dia akan mendapat dosa sepertimana dosa orang-orang yang mengikuti kesesatan itu. Dan karenanya tidaklah berkurangan dosa orang-orang yang mengikutinya itu. (HR. Muslim)
Ada 10 orang mengumpulkan modal dan beli satu buah kapal. Setiap hari mereka pergi kelaut dan mendapatkan ikan yang banyak. Kalau dijual ikannya, uangnya mencapai 10 juta. Maka uang yang 10 juta ini akan dibagi bersama 1 juta/orang tanpa mengurangi sedikit pun uang yang lain. Lama kelamaan usaha ini berkembang mereka (yang 10 orang tadi) mempunyai 100 kapal. 10 kapal di daerah Sumatra, 10 kapal di daerah Jawa, 10 kapal didaerah Sulawasi. Maka setiap hari mereka mendapatkan uang 1 milyar dan dibagi 10. 100 juta perorang setiap harinya.
Inilah yang dikatakan amalan ijitima’iyat (amalan bersama). Ketika kita keluar 4 bulan satu jamaah 8 orang. Dapat taskielan 1 jamaah 4 bulan, 3 jamaah 4 hari dan taskielan 3 hari. Maka yang 8 orang ini akan mendapat pahala yang sama.
Inilah dahsyatnya amalan ijitima’iyat. Setiap orang yang terlibat didalamnya akan mendapatkan pahala yang sama. 4000 masuk islam di Papua asbab kerja dakwah maka kita akan mendapat pahala yang sama. 100 orang masuk Islam di Inggris asbab kerja dakwah maka kita akan mendapat pahala yang sama. 120 jamaah 4 bulan telah dikeluarkan dari ijitima’ Yordan maka kita akan mendapat pahala yang sama, dsb. Seperti menanam saham. Saham dakwah kita diseluruh dunia.
Sampai kapan kita akan mendapat pahala yang sama (saham dakwah)...?
Selama kita masih istiqamah dalam dakwah, kalau sudah tidak istiqamah dalam dakwah maka sham kita pun akan dicabut.
Bagaimana yang dikatakan istiqamah dalam dakwah...?
Masih buat amal Maqami dan Intiqali.
Misalkan :
Bulan ke 1 keluar 3 hari
Bulan ke 2 tidak keluar lagi
Bulan ke 3 tidak keluar lagi
Maka saham dakwah kita pun akan dicabut. Kita sudah dihitung tidak buat usaha dakwah lagi. Dan ketika kita mati dalam keadaan seperti ini maka matinya tidak dalam dakwah.
Mati dalam dakwah bukan berarti kita mati ketika keluar 40 hari 4 bulan.
Mati dalam buat amal maqami pun dihitung mati dalam dakwah.
Orang yang mati dalam dakwah maka pahalanya akan terus mengalir kepadanya walaupun dia sudah meninggal dunia.
Satu orang tukang bakso keliling-keliling. Didalam benaknya dalam satu hari itu tidak terpikir siapa saja yang akan membeli baksonya. Setiap hari istiqamah jual bakso keliling-keliling tanpa memandang panas atau pun hujan dan lelah terus saja keliling. Karena tukang bakso ini tahu betul, dia berjualan bukan untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri. Akan mendapatkan uang dari hasil penjualannya. Kalau saya tidak jualan bakso maka orang-orang tidak akan makan bakso. Ini pemikiran yang salah karena masih banyak lagi penjual bakso lainnya. Jadi, manfaatnya untuk dirinya sendiri, itu yang paling utama. Walaupun asbab dia orang lain bisa makan bakso.
Setiap hari pekerja dakwah keliling-keliling, silaturrahmi, jaulah. Kita tidak bisa berpikir siapa yang akan diberi hidayah oleh Allah SWT. Yang penting setiap hari istiqamah.

Bersedia tuan tuan buat Da'wah.

Sunday, July 10, 2016

Dakwah wa tabligh - Setetes Hidayah untuk Rumania -

Bismillahirrahmanirrahiim...

setetes hidayah untuk Rumania ...

kisah perjalanan dakwah satu jamaah dari UK England ini dikargozarikan kembali oleh seorang sahabat sathi dari india yang sering membantu saya memposting beberapa artikel informasi dakwah dari beberapa negara didunia ... , dikarenakan panjang nya kargozari ini saya coba untuk merangkum dan mentranslatenya ke bahasa indonesia ... InsyaAllah ,

6 orang jamaah dari Inggris atau UK England dikirim dari markas dakwah Dewsbury London ke Rumania .. , negeri yang puluhan dasawarsa menganut faham komunis ... , mereka mendarat di Bucharest beberapa bulan sebelum ramadhan tahun ini , setibanya mereka lansung buat kerja di Cringraz Masjid Rahma di kota tersebut selama 4 hari ... , 90 persen penduduk islam di kota itu adalah keturunan Arab dan Turki yang menikah atau (maaf) sebagian besar dari mereka hidup bersama dengan orang tempatan tanpa ikatan pernikahan ... ,

melihat kondisi yang menyedihkan ini jamaah yang dipimpin oleh amir yang bernama Mohammed Jamee Sahib minta izin kepada ulama besar atau Mufti Rumania yang keturunan Turki untuk berdakwah dan iktikaf di berbagai masjid yang tersisa di pelosok negeri ... , sayangnya izin untuk iktikaf tidak didapatkan dari otoritas setempat dengan alasan isue negatif dari ISIS dan sebagai nya sedang berembus kencang di negeri itu ... akan tetapi jamaah tetap boleh berdakwah dengan pengawasan dari aparat tempatan ... ,

alhamdulillah ... , jamaah tidak berputus asa , mereka memutuskan untuk menginap di hotel atau penginapan yang ada yang tidak begitu jauh dari masjid2 yang dikunjungi ... , ada sekitar 70 daerah yang mana banyak orang islam nya , perjalanan di mulai dari wilayah yg bernama Constanta dan sekitar nya , ... disinilah air mata jamaah mulai bercucuran , tak ada lagi hasrat berselfi ria selama khuruj setelah melihat kondisi umat islam disana yg tidak ada yg berpuasa , shalat atau kegiatan keagamaan lainnya ...

mereka hanya merayakan idul fitri dan idul adha sambil lalu saja ... , banyak pria keturunan Arab dan Turkish duduk2 di bar dan pinggir jalan sambil minum bir atau wine ... , bahkan tidak peduli jika saat itu hari jumat di bulan Ramadhan , hanya ada 5 orang tempatan yang melaksanakan shalat jum'at dan itu sudah jumlah terbanyak , yg mana biasanya hanya ada 2 atau 3 orang saja di bulan biasa ... astaghfirullah ,

jamaah kemudian lansung buat ghust menemui umat disana untuk berdakwah , setiap hari mereka menemui tawaan dan hinaan dari orang2 keturunan Arab dan Turkish yang sudah lama menetap disana , bahkan banyak laki2 paruh baya disana yang semestinya menjadi panutan malah dengan mudahnya berkata bahwa apa yang jamaah lakukan adalah perbuatan umat terdahulu dan sudah tidak cocok dengan peradaban saat ini ... , dakwah kalian sudah usang dan ketinggalan zaman , urus saja diri kalian sendiri ... , begitulah kira2 ucapan mereka ...

Imam masjid tak mampu berbuat apa2 dengan kondisi ini , selama puluhan tahun saja dakwah ditinggalkan komunis benar2 mencoba menghapus ajaran Islam , mereka menutup masjid2 , membunuh para ulama , membakar Al Quran , bahkan menyebut satu kalimah Allah saja dipidanakan atau dipenjarakan , dan seperti nya hanya sedikit yg peduli dengan kondisi ini ... , Imam masjid sangat bersyukur Allah masih mengirim hambanya berdakwah ke negeri ini tanpa bayaran sesen pun juga , akhirnya beliau bersedia menemani jamaah sebagai dalil atau penunjuk jalan menemui orang2 tempatan atau imigran Arab dan Turkish yg masih ada hubungan atau kaitan dengan Islam ...

mereka menemui satu orang nenek yg menangis tersedu2 ketika melihat jamaah datang ke rumah nya , ... nenek itu berkata bahwa ia sudah lama berdoa agar Allah mengirimkan keajaibannya dengan mengirim jamaah berdakwah di negeri ini ... , dan akhirnya doa beliau dikabulkan Allah ... , ia pun menyuruh beberapa orang anak cucunya untuk ikut bersama jamaah ... , subhanallah ,

saudara ku begitulah jika dakwah ditinggalkan umat ... , dan ini bukan tidak mungkin terjadi di negeri kita sekalipun ... , kenyataan bahwa Nabi kita memang sudah tiada , tapi kerja dakwah kenabian harus tetap ada ... , kerisauan Nabi atas umat di seluruh alam harus tetap ada ...

InsyaAllah ...
jika bukan kita siapa lagi ...?

Niat amal dan sampaikan

Saturday, July 2, 2016

Dakwah wa tabligh - Muhasabah Ishlah niat -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya salah seorang yang pertama di hisab di hari kiamat adalah seorang lakilaki yang mati syahid (gugur dalam peperangan); kemudian disebutkan baginya semua kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia mebenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya kepadanya, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat itu?’, lelaki itu menjawab, ‘Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid’; Allah menjawab, “Kamu berdusta, (akan tetapi sesungguhnya) engkau berperang agar orang menyebutmu pemberani, dan (orang – orang) telah menyebutkan demikian itu, kemudian diperintahkan (malaikat) agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan dilemparkan kedalamnya”. Dan (selanjutnya adalah) seorang laki – laki yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya serta dia membaca al-Quran, kemudian dia didatangkan, kemudian disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya dan dia membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?’ lelaki itu menjawab, ‘Aku mencari ilmu dan  engamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca al-Quran karena-Mu’. Allah berfirman, “kamu berdusta, (akan tetapi) kamu mencari ilmu itu agar disebut sebagai ‘alim (orang yang berilmu), dan kamu membaca al-Quran agar orang menyebutmu qari’, dan kamu telah disebut demikian itu (alim & qari’)” kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan di masukkan kedalam neraka” Dan (selanjutnya) seorang laki – laki yang diluaskan (rizkinya) oleh Allah. Dan dikaruniai berbagai harta kekayaan. Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?”, lelaki itu menjawab, “Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain aku menginfakkan hartaku untuk-Mu”; Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu dermawan, dan kamu telah disebut demikian”. Kemudian diperankkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai dineraka dan dimasukkan kedalam neraka. (HR. Muslim dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasai)

niat amal dan sampaikan

Tuesday, June 21, 2016

Dakwah dan tabligh - Bab Musyawarah -

Bismillahirrahmanirrahiim...

MUSYAWARAH



> Maulana ilyas rah.a berkata "Musyawarah adalah perkara yang besar. Allah SWT berjanji
apabila kalian duduk ber Musyawarah dan bertawakal kepada Allah SWT, maka sebelum kalian
berdiri ,kalian akan mendapat taufik ke jalan yang lurus."

> Musyawarah adalah azas dari usaha dakwah ini yang akan menjadi ruh dalam setiap
pengorbanan, pengorbanan tanpa Musyawarah akan sia-sia. tanpa Musyawarah maka ijtima
"iyyat kerja akan hilang dan pertolongan Allah SWT.Akan menjauh,karena nusralullah akan
datang melalui kebersamaan umat ini.

> Musyawarah adalah pengganti turunyya wahyu yang tidak akan turun lagi , usaha ini tidak
mengharap bantuan dari dunia tetepi semata-mata hanya pertolongan dari Allah SWT.Dengan
Musyawarah kesatuan hati akan terwujud dan akan meningkatkan pikir.

> Ijima iyyat bukan berkumpulnya sekelompok orang,tetapi adanya kesatuan hati,pikir,dan gerak
sebagai mana dalam shalat berjamaah. ketika shalat seluruh jamaah satu hati (tawajuh),satu pikir
(khusyu) dan satu gerak dan ini akan terwujud jika memiliki sipat itsar (mengutamakan orang
lain daripada diri sendiri) dan tawadhu (merasa orng lain lebih baik daripada diri sendiri).

Maulana In'amul Hasan rah a berkata :

> Musyawarah artinya berkumpul, berfikir bersama, dan mentaati putusan.

> Duduklah dalam musyawarah dengan tawajuh, jangan memotong, meremehkan atau
mentertawakan usulan orang lain.

> Anggaplah diri kita hina dalam setiap ajuan usul, jangan memaksakan usul, jangan
bicarakan usul keburukan dibelakangnya

> Bertambah takutlah kepada Alloh bila usul diterima (bisa jadi mendatangkan keburukan),
sebaliknya jika usul tidak diterima boleh senang.

> Harus banyak bersyukur sepanjang musyawarah.

> Jangan ada maksud-maksud lain dalam pengajuan usul, kemukakan usul semata-mata untuk
kepentingan diin (AGAMA). Dengan adab-adab inilah, maka Alloh akan menjadikan
musyawarah sebagai asbab tarbiyah kita.

> Syaitan selalu berusaha menggoda manusia. Begitu pula dengan musyawarah, syaitan
menggoda agar kita memasukan usulan dengan paksa. Syaitan menggoda agar kita
memandang hina usulan orang lain, syaitan berusaha agar kita tidak bisa ihklas menerima
putusan musyawarah.

> Maksud musyawarah ialah agar kita yakin apa-apa yang Alloh janjikan, Alloh akan tunaikan
melalui keberkahan musyawatrah.

> Jangan menyimpan prasangka dalam musyawarah, semua harus dibentangkan dan diajukan.

> Ada tiga macam orang yang tidak akan membawa kebaikan dalam musyawarah

-Orang yang menyusah-nyusahkan usulan
-Orang yang menekan usulan

-Orang yang menolak usulan orang lain, dengan cara keras, hingga orang lain takut
memberikan usul.

> Apapun usulan yang muncul harus bisa kita tanggapi dengan terbuka kalau tidak begini
orang tidak akan menganggap penting ikut musyawarah

> Jika dalam musyawarah terdapat kerusakan, maka kerusakan ini akan wujud pada seluruh
alam.

> Ringkasnya maksud musyawarah adalah agar setiap orang meneriama Agama secara
sempurna

> Setiap orang harus bisa membaca kemampuan orang lain, dan dapat menggunakan sesuai
kemampuan.

> Berfikir dengan sungguh-sungguh cari kecocokan antara petugan dan pelaksana, jangan
sampai orang yang dapat tugas merasa tertekan.

> Orang-arang yang berkemampuan tapi tidak hadir dalam musyawarah harus diundang dan
dimanfaatkan (digunakan kebaikan berfikirnya)

Niat amal dan sampaikan...

Saturday, June 18, 2016

Dakwah wa tabligh - NABI IBRAHIM ‘ALAIHISSALAM BERDAKWAH KEPADA PENDUDUK BABIL -

Bismillahirrahmanirrahiim...

NABI IBRAHIM ‘ALAIHISSALAM BERDAKWAH KEPADA PENDUDUK BABIL

Penduduk Babil adalah penduduk yang menyembah patung-patung.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga keluar menuju tempat peribadatan kaumnya untuk mengajak kaumnya menyembah Allah, saat sampai di sana, Beliau mendapatkan kaumnya sedang tekun menyembah patung yang banyak jumlahnya, mereka menyembahnya, merendahkan diri di hadapannya serta meminta dipenuhi kebutuhan mereka kepadanya, maka Nabi Ibrahim tampil dan berkata,
“Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?” (QS. Al Anbiya’: 52)
Kaumnya menjawab, “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. Al Anbiya’: 53)
Demikianlah kaumnya, mereka tidak memiliki alasan terhadap perbuatan mereka selain mengikuti nenek-moyang mereka yang sesat.
Ibrahim berkata lagi, “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al Anbiyaa’: 54)
Kaumnya menjawab, “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” (QS. Al Anbiyaa’ : 55)
Ibrahim menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.” (QS. Al Anbiyaa’: 56)
Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melihat kaumnya tetap kokoh di atas penyembahan kepada patung, maka Beliau memikirkan bagaimana caranya menghancurkan patung-patung itu agar mereka mau berpikir.
Abu Ishaq mengatakan dari Abul Ahwash dari Abdullah, ia berkata,
“Ketika kaum Nabi Ibrahim keluar menuju tempat mereka berhari raya, kaumnya –ada yang mengatakan “bapaknya”- melewati Nabi Ibrahim sambil berkata, “Wahai Ibrahim, mengapa kamu tidak ikut bersama kami?” Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit dari kemarin,” Nabi Ibrahim pun melanjutkan kata-katanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” Maka salah seorang di antara kaumnya ada yang mendengar kata-kata itu.
Dengan diam-diam Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi menuju ke tempat patung-patung itu berada, saat melihat di hadapan patung-patung itu banyak makanan, maka Ibrahim mengejek patung-patung itu dengan berkata, “Mengapa kalian tidak makan dan mengapa kalian tidak bicara-bicara?”
Segeralah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala hingga terpotong-potong menggunakan kapaknya, kecuali berhala yang paling besar.
Menurut sejarah, Nabi Ibrahim menaruh kapaknya (yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung) di tangan patung yang paling besar, agar kaumnya mengira bahwa patung inilah yang menghancurkannya dan ia tidak rela ada yang menyembah selainnya.
Ketika kaumnya kembali mendatangi tempat patung yang mereka sembah dan melihat apa yang QSadi,
Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Al Anbiyaa’ : 59)
Salah seorang di antara mereka berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa’ : 60)
Kaumnya berkata, “Bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan”. (QS. Al Anbiyaa’ : 61)
Nabi Ibrahim pun dihadapkan kepada mereka dan disidang, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” (QS. Al Anbiyaa’: 62)
Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. (QS. Al Anbiyaa’ : 63)
Maksud perkataan Nabi Ibrahim adalah agar kaumnya mau berpikir, bahwa patung adalah benda mati yang tidak dapat berbicara sehingga tidak pantas disembah tanpa perlu dijelaskan lagi oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya“, (QS. Al Anbiyaa’: 64) Yakni karena meninggalkan patung-patung itu tanpa dijaga.
Kepala mereka pun menjadi tertunduk, setelah itu mereka berkata kepada Ibrahim:
“Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” (QS. Al Anbiyaa’ : 65)
Maksudnya, “Mengapa kamu suruh kami bertanya kepada patung-patung itu, sedangkan kamu tahu bahwa mereka tidak bisa bicara.”
Ketika itulah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata,
“Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak memberi bahaya kepada kamu?” (QS. Al Anbiyaa’: 66)
“Ah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” ( QS. Al Anbiyaa’ : 67)
Inilah jihad pertama para nabi, yaitu jihadul ‘ilmi wa iqaamatul hujjah (berdakwah dan menegakkan hujjah) sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka di hadapan Allah nanti.
Ketika kebenaran Nabi Ibrahim telah tampak dan alasan mereka kalah, mereka beralih kepada cara yang lain, yaitu menggunakan “kekerasan” karena Ibrahim telah menghancurkan patung mereka dan menghina sesembahan mereka. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” (QS. Al Anbiyaa’: 68)

Niat amal dan sampaikan