Tuesday, September 29, 2015

Dakwah wa Tabligh - Kelalaian Pondok-pondok pesantren "Malfuzhat Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a" -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Para pelajar yang telah lulus dari pondok-pondok atau madrasah, kadangkala ikut ujian universitas (negeri). Kita tidak menyadari bahaya dan kerugian hal itu. Ujian-ujian pada umumnya dilaksanakan untuk mencari pekerjaan di sekolah-sekolah negeri, sehingga seakan-akan pemerintah kafir menggunakan lulusan pondok untuk kepentingan sekolahnya.
Dengan demikian, para pelajar yang lulus lalu mengikuti ujian tersebut, berarti ia telah membantu orang-orang kafir. Bahkan sebelum menerima upah dari mereka, hendaknya dipikirkan, bahwa ilmu agama yang didapat telah salah penggunaannya, yaitu dengan membantu pengajaran ta'lim kepada orang kafir. Dapat dipahami bahwa dengan mengikuti ujian negeri, hal itu dapat menyebabkan terputus hubungan dengan Allah Ta'ala serta RasulNya.
Dan memulai hubungan dengan pemerintahan kafir adalah sangat berbahaya.
"kerja yang dikerjakannya malah menghancurkan dirinya"

Hadratji Maulana Ilyas rah.a ditanya seseorang, "Mengapa orang Islam tidak dapat mengatur pemerintahan dan kekuasaan?" Beliau berkata, "Apabila perintah Allah Ta'ala dan larangan-laranganNya Allah Ta'ala tidak diamalkan pada dirinya, bagaimana urusan dunia dapat diserahkan kepada mereka? Kehendak Allah Ta'ala memberikan pemerintahan kepada dunia ini kepada orang Islam, agar orang-orang Islam menegakkan perintah Allah Ta'ala didunia ini. Apabila kalian sekarang diserahi pemerintahan apakah kalian dapat menunaikan kehendak Allah Ta'ala tersebut.

Mari niat amal dan sampaikan

Saturday, September 26, 2015

Dakwah wa Tabligh - Kelalaian Pondok-pondok pesantren "Malfuzhat Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a" -

Bismillahirrahmanirrahiim....

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata. "Pondok-pondok pesantren secara umum memiliki kelalaian dan kekhilafan. Mereka memang telah diajar dengan beberapa ilmu, namun mereka lupa menekankan maksud sebenarnya dari belajar tersebut, yaitu agar dapat terjun berkhidmat kepada agama dan mendakwahi manusia kepada Allah Ta'ala. Akibat dari kelalaian ini, setelah pelajar itu selesai belajar di pesantren, mereka bertujuan mencari keduniaan atau menjadi pegawai atau ikut ujian di sekolah-sekolah umum untuk mencari pekerjaan duniawi (uang). Dengan demikian, seluruh waktu, tenaga, usaha, biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai maksud belajar ilmu yang sesungguhnya hilang seketika. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya ikut bekerja sama dengan musuh-musuh agama.

Oleh sebab itu, kita hendaknya jangan berpikir untuk mengajari ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mengarahkan mereka setelah selesai belajar agar siap berkhidmat kepada agama dan mengamalkan perintah agama. Seandainya kita menanam benih, dan tidak berhasil, maka itu adalah suatu kerugian. Tetapi bila kita berhasil dalam pembenihan, kemudian hasilnya untuk membantu musuh-musuh Islam, maka ini merupakan kerugian yang sangat besar."

Niat amal dan sampaikan...

Dakwah wa Tabligh - Derajat kewajiban lebih tinggi daripada Sunnah "Malfuzhat Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a" -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, " Derajat kewajiban itu lebih tinggi dari pada Sunnah. Pahamilah bahwa sunnah itu untuk menyempurnakan kewajiban. Sunnah adalah pengikut, sedang wajib harus yang harus di ikuti. Sunnah itu untuk menutupi kekurangan yang wajib, tetapi banyak orang telah salah memahaminya.
Mereka semakin melupakan kewajiban dan menyibukkan diri pada amalan sunnah. Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa mendakwahkan kebenaran, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah bagian dari tanggung-jawab serta kewajiban agama. Tetapi beberapa orangkah yang menunaikannya? Sedangkan dzikir-dzikir sunnat, ibadah-ibadah sunnat, dan banyak kegiatan agama yang bersifat sunnat, banyak orang yang melakukannya..
Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata, "Sebagian ahli ilmu dan pelajar telah salah dalam memahami 'Istighna'. Mereka memahami bahwa maksud 'istighna' adalah enggan menemui orang-orang kaya lagi hartawan. Bahkan menemui mereka pun dianggap suatu yang harus dihindari. Padahal maksud 'istighna' yang sebenarnya adalah kita jangan pergi ke sana, jika kita berkeinginan atas kedudukan dan hartanya. Kita mendatangi mereka semata-mata untuk perbaikan diri mereka. Berjumpa dengan maksud agama dan berbicara agama, tidak bertentangan dengan makna 'istighna' (tidak mengharap sesuatu selain dari Allah Ta'ala)
Amal ini sangat penting. Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika kita menjumpai orang kaya tersebut, hati kita jangan ada rasa cinta terhadap keduniaan dan kedudukan mereka, serta tidak rakus untuk mendapatkannya."

Beliau (Maulana Ilyas rah.a) berkata, " Apabila seorang hamba ingin maju dalam kebaikan, maka syetan selalu berusaha menghalanginya dengan berbagai cara dan mempersulit jalan, serta menyebarkan halangan. Jika halangan dan rintangan tersebut tidak berhasil, syetan akan berusaha mencari jalan lain, yaitu dengan berusaha merusak niat dan keikhlasannya, atau dengan ikut serta dalam kebaikannya, maksudnya dengan memasukkan rasa riya dan sum'ah (agar terkenal). Dan kadangkala dengan mencampur-aduk maksud dan tujuan, sekedar untuk merusak niat. Dan dengan cara ini, kadangkala syetan berhasil.

Oleh sebab itu, ahli agama hendaknya berhati-hati menghadapi bahaya ini dan menjaga hati kita setiap waktu dari bisikan syetan, serta senantiasa meneliti niat kita. Jangan sampai, niat karena Allah Ta'ala bercampur dengan niat lainnya, yang dapat menyebabkan Allah Ta'ala mengabulkan amal tersebut."

Niat amal dan sampaikan..

Friday, September 25, 2015

Dakwah wa Tabligh - Akan mudah bila mengikuti tertibnya "Malfuzhat Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a" -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Di dalam Al-Qur'an dan hadist banyak diberitakan tentang kepentingan hakekat dalam agama. Agama sangat mudah dan ringan. Untuk itu, derajat dalam agama juga mudah dan ringan disertai niat yang benar serta ikhlas dalam beramal. Karena bagian terpenting dalam agama adalah ruh agama. Itupun sangat mudah, inilah keikhlasan sebagai tujuan suluk dan thariqat (istilah Tasawwuf). Sehingga dapat diketahui bahwa suluk pun sangat mudah. Namun jika caranya salah, perkara yang sangat mudah pun menjadi sangat sulit.

Perlu diingat, bahwa setiap perkara apabila berjalan pada aturan dan caranya, maka akan menjadi mudah. Sekarang, kesalahan orang-orang adalah merasa berat dalam menjaga tertib. Padahal kerja dunia apapun memiliki tertib dan cara yang harus ditempuh. Seandainya tertib itu tidak dijalankan, tentu tidak akan berhasil. Pesawat, kapal, kereta api, sepeda motor; bahkan memasak pun memiliki tertib dan cara masing-masing."

Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata, "Tujuan khusus dari thariqat adalah; bagaimana agar nafsu manusia disalurkan untuk mentaati perintah Allah Ta'ala dan meninggalkan larangan-Nya, yaitu agar dapat merasakan kelezatan iman ketika beribadah dan merasa susah ketika berbuat maksiat. Inilah tujuan thariqat. Sedangkan amalan lainnya, seperti; memperbanyak dzikir,ibadah dan riyadhoh, semua ini membantu agar mempercepat sampai ke tujuan. Namun dewasa ini banyak orang yang menganggap bahwa cara tersebut adalah tujuan yang sebenarnya. Padahal diantara amalan itu dapat menjadi bid'ah. Cara-cara tersebut hanyalah sebab, bukan maksud. Jika terjadi perselisihan dalam mencapai maksud, hendaknya diteliti lagi. Untuk mencapai maksud, perlu ada perbaikan. Yang terpenting adalah syariatnya, karena syariat tersebut wajib untuk diamalkan di setiap zaman.''

Niat amal dan sampaikan...


Dakwah wa Tabligh - Amalan diniatkan hanya karena Allah Ta'ala "Malfuzhat Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a" -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas Rah.a berkata, "Pada umumnya keadaan amalan ummat Rasul-rasul terdahulu sudah tidak memiliki ruh serta hakekat di dalamnya. Apa yang mereka lakukan sekedar adat kebiasaan. Dan itulah amalan yang masih mereka lakukan. Untuk menghapus kesesatan dan ibadah tanpa ruh tersebut,dikirimlah para Nabi Alaihim salam yaitu untuk mengganti kebiasaan masyarakat dengan amal Agama yang memiliki hakekat dan kekuatan ruh. Dan akhirnya diutuslah Rasulullah SAW. Dan demikianlah keadaan seluruh agama samawi pada saat itu. Yang tersisa dari syari'at para Nabi alaihim salam, hanyalah sekumpulan adat dan mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itulah syari'at agama. Kemudian Rasulullah SAW datang dan menghapus adat istiadat itu serta mengajarkan agama,hukum dan akhlak yang sebenarnya."

Dewasa ini, ummat Rasulullah SAW, pun sedang menderita penyakit yang sama, bahkan amal ibadah pun sudah menjadi sekedar adat istiadat. Dan ta'lim agama yang seharusnya sebagai alat untuk memperbaiki diri, juga sudah menjadi sekadar adat. Dan karena jalan kenabian sudah berhenti, maka tanggung jawab kerja para Nabi alaihim salam ini telah dilimpahkan kepada para alim ulama sebagai pewaris Anbiya alaihim salam.

Usaha yang penting adalah bagaimana menghapus kegelapan dan kerusakan. Khususnya dengan memperbaiki niat, sebab suatu amalan akan disebut adat, jika amal tersebut dilakukan dengan niat bukan karena Allah Ta'ala dan tidak dilakukan dengan perasaan bahwa ia adalah hamba Allah SWT. Oleh sebab itu dengan memperbaiki niat, maka ruh amalan akan pulih kembali, sehingga amalan tadi tidak disebut lagi sebagai adat, bahkan dapat disebut sebagai hakekat.

Jadi, setiap amalan hendaknya didukung oleh perasaan bahwa ia adalah seorang hamba, disertai semangat beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu, untuk mengembalikan manusia agar meluruskan niatnya sehingga setiap amalan dilakukan semata-mata karena Allah Ta'ala, dan setiap amalan dapat menjadi hakekat, maka ini adalah tugas dan kewajiban para ulama dan ahli-ahli agama."

Niat amal dan sampaikan

Thursday, September 24, 2015

Dakwah wa Tabligh - Ringkasan bayan Maulana Saad -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Ringkasan Bayaan Hazrat Mawlana Saad Kandhalwi ini untuk org lama di Markaz Nizamuddin (2014/11/03)

● Usaha ini [ tabligh] tidak akan maju melalui pengalaman, tetapi dengan mengamalkan cara-cara para Sahabat R.anhum

● Mereka yang terlibat dalam tabligh dilihat telah mula kurang mengkaji kehidupan para Sahabat R.anhum dan menganggap ia kurang penting dan lebih cenderung kepada ucapan, musyawarah, dan program-program di tempatnya

● Hazratji Maulana Ilyas (rah.a) mengatakan bahawa ucapan atau perbincangan yang tidak memupuk kesedaran kepada Allah Ta'ala tidak berharga tetapi hanyalah keseronokan/enak didengar saja.

● Hazrat Maulana Yusuf Rah.a disusun Muntakhab hadis supaya pekerja dakwah tidak akan bebas untuk menerangkan 6 prinsip mengikut hawa nafsu mereka sendiri dan supaya tidak akan ada maklumat yang salah di dalam penerangan mereka

● Kejahilan adalah bahawa seseorang meriwayatkan apa sahaja dia mendengar atau diberitahu. Orang itu telah dilabelkan pendusta dalam hadis. Hari ini, ia menjadi biasa bagi orang untuk berkata, "Kami telah mendengar ..." Apabila ditanya rujukan, mereka tidak dapat memberikan satu pun jawapan malah berjuang untuk memberitahu anda yang mereka mendengar dari seorang yg penting/besar.

● Hazrat Maulana Yusuf Rah.a akan mengatakan bahawa apabila pekerja dakwah mengambil kerja-kerja dakwah ringan, dia akan dipengaruhi oleh kesusahan yg tiada penyelesaian. Contoh seperti kesusahan yang akan bahawa dia akan meninggalkan kerja-kerja dakwah

● Tujuan gasht (keliling silahturahmi) adalah untuk membawa umat kepada Fara'id (hukum fardu), kerana ia hanya melalui amalan Fara'id bahawa seseorang boleh diselamatkan dari murtad

● D'ai patut memberitahu ia perlu atas dirinya untuk amalkan tahajjud (shalat tengah malam). Saya memberitahu anda tiada sebarang pertolongan [drp Allah Ta'ala] tanpa tahajjud

● Jika seseorang tidak cenderung kepada menyembah Allah Ta'ala, dia berisiko jatuh ke dalam istidraj. Istidraj adalah apabila seseorang telah sesat, tetapi percaya bahawa dia berada di atas jalan yang benar

● Sebab percanggahan pendapat di kalangan teman seusaha adalah kerana kekurangan hubungan dengan Allah Ta'ala dan penurunan tahap dzikir, ibadah, dan tahajjud

● Hazratji akan mengatakan bahawa Islam akan hancur oleh umat Islam dan dakwah akan hancur oleh pekerja dakwah itu sendiri.

● Sebelum dan selepas bekerja, kita perlu mengambil bahagian Ta'lim harian supaya kita sedar bukan kerana usaha/kerjaya kita yang memelihara kita tetapi Allah Ta'ala memberi rezeki kepada kita

● Tujuan Ta'lim bukan untuk membawa keghairahan untuk amal-amal yang baik, tetapi untuk mewujudkan keyakinan dalam janji-janji Allah Ta'ala. [Ia adalah penting untuk memahami ini] jika tidak seseorang boleh mula merasakan bahawa tidak ada keperluan untuk menghadiri Ta'lim sekali kesungguhan ini dibangunkan

● Sebab kejahilan di kalangan pekerja dakwah hari ini adalah kekurangan persatuan dengan 'ulama. Kita perlu faham bahwa [menghadiri] perhimpunan daripada ulama adalah satu bentuk ibadat dan menganggap ia perlu utk diri kita

● Semua bahagian yg dalam agama adalah cabang Nubuwwah; dakwah tidak bercanggah dengan imamah, pengajaran, atau mana-mana cabangan yg lain

● Dakwah di sini bertujuan untuk mewujudkan sifat dahagakan ilmu pengetahuan Agama dan bukan untuk menyediakan sekumpulan orang yang tidak melakukan sebarang pekerjaan lain kecuali dakwah

● Dakwah adalah untuk memajukan umat dengan ilmu dan dzikir dengan ini kejahilan dapat dihapuskan

● Satu objektif penting dalam dakwah adalah bahawa ada peningkatan dalam mereka yang mencari pengetahuan melalui bantuan pekerja dakwah.

● Saya percaya ia menjadi suatu perkara yang kegembiraan bahawa terdapat peningkatan dalam mereka yang duduk dalam halqah ilmu dan tafsir dan pembelajaran penting dlm Masa'il

● ucapan dan Perbincangan kita hendaklah bebas daripada apa-apa pernyataan yang akan bercanggah dengan satu lagi bidang deen. Semua medan adalah sebahagian daripada Agama

● Kebanyakan hadith dalam Muntakhab hadis di bawah topik 'ikram/memuliakan'. Tujuan Hazrat Maulana Yusuf Rah.a adalah untuk memberikan mereka yang terlibat dalam Tabligh pemahaman yang betul hak orang Islam.

Niat amal dan sampaikan

Wednesday, September 23, 2015

Dakwah wa Tabligh - Hidup itu kesulitan dan kemudahan -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Imam Ali bin Abi tholib ungkapannya,
“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari.
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,
وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ -١٤٤-
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)
Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ -١٠-
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)
Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah swt. Lalu kenapa masih bersedih?
Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu, Sungguh aku punya Allah yang Maha Besar".

Niat amal dan sampaikan..

Dakwah Wa Tabligh - Rasulullah SAW mendidik para Sahabat r.anhum -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Ketika orang-orang bertanya kepada Maulana Ilyas rah.a. Apa yg beliau kehendaki dgn meninggalkan anak isteri, dgn pengorbanan harta dan diri sendiri.......??

Jawab:
Malulana Ilyas rah.a katakan, " Aku ingin agar agama ini hidup seperti Rasulullah SAW menghidupkannya !"

Ketika para sahabat r.anhum bergerak utk berdakwah, maka gerakan ini menjadi asbab turunnya Al-Quran. Perintah2 Allah Ta'ala turun perlahan-lahan hingga sempurna didahului dgn terjadinya peristiwa yg disebut asbabun nuzul (sebab turunnya ayat). Dengan dakwah keimanan sahabat r.anhum menjadi kokoh, ketika datang perintah dan larangan Allah Ta'ala mereka menyambutnya dengan sami'na wa atha'na ( dengar dan taat ).

Untuk mendapatkan iman, para sahabat r.anhum ditarbiyah (dididik) oleh Rasulullah SAW dalam suasana perjuangan dan penderitaan, tidak dalam keadaan senang, tinggal dirumah bersama anak isteri, tapi semuanya berada di jalan Allah Ta'ala.

Setelah 13 thn kemudian, para sahabat r.anhum mendapat hakekat iman, sehingga iman mereka sudah tidak terkesan dgn suasana dan keadaan. Saking tingginya iman mereka sehinhga mereka mampu menarik langsung apa saja yg di khazanah Allah SWT kapan pun mereka perlukan. Dan Allah SWT memperlihatkan hasil usaha iman dan amal mereka di dunia dan di akherat walaupun mereka masih ada di dunia.

Pertolongan Allah akan datang bersama umat ini apabila telah berkorban seperti pengorbanan para sahabat ra, dgn isti'dad seperti ini, Allah Ta'ala akan memberi hidayah kepada diri kita dan dijadikan sebagai asbab hidayah keseluruh alam.

Niat amal dan sampaikan...

Monday, September 21, 2015

Dakwah Wa Tabligh - Penyembelihan secara Islam dan Barat -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assalammualaikum
ORANG BARAT “Terkejut Dengan CARA ISLAM MENYEMBELIH SAPI“

Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.

Simak penelitian ini.

1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari’atnya membuktikan penelitian ilmu modern.

2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:

Penyembelihan Menurut Syariat Islam

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:

Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Penyembelihan Cara Barat

Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.

Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.

Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.

Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda,
sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Quran di tempat tinggalnya setelah membaca artikel yang Anda share, maka semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Niat amal dan Sampaikan...

Friday, September 18, 2015

Dakwah wa Tabligh - Khutbah Jum'at NASIHAT DARI PAK KYAI UZAIRON -

Bismillahirrahmanirrahiim...

NASIHAT DARI PAK KYAI UZAIRON

Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan dunia ini untuk tempat ujian. Allah Ta'ala ingin menguji hamba-hamba-Nya, siapakah yang pantas menjadi kekasih-kekasih Allah Ta'ala dan siapakah yang tidak pantas menjadi kekasih-kekasih Allah Ta'ala.

Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan dunia ini sebagai tempat ujian. Allah Ta'ala ingin menguji siapakah orang-orang yang pantas di kirim ke surga-Nya dan siapakah yang pantas di kirim ke neraka-Nya.
Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan dunia ini sebagai tempat ujian. Orang yang sukses, orang yang berhasil di dunia ini, yaitu orang-orang yang menghabiskan umurnya untuk taat kepada Allah SWT. Dan sesungguhnya orang-orang yang gagal adalah orang-orang yang menghabiskan umurnya untuk bermaksiat kepada Allah SWT.

Manusia-manusia diciptakan oleh Allah Ta'ala, mengetahui segala nasibnya yang menentukan adalah Allah Ta'ala, tidak bisa hidup kecuali di hidupkan oleh Allah Ta'ala, tidak bisa mati kecuali di matikan oleh Allah Ta'ala. 24 jam selalu berhajat kepada Allah Ta'ala, ketika masih kecil berhajat keada Allah Ta'ala, di dunia selalu berhajat kepada Allah Ta'ala, di akhirat berhajat kepada Allah Ta'ala. Tetapi aneh , mereka yang selalu berhajat kepada Allah Ta'ala, selalu butuh kepada Allah Ta'ala, menyibukkan diri siang dan malam dalam perbuatan-perbuatan yang menjadikan Allah SWT murka kepada dirinya. Inilah “mushibatun ‘azhiim” Musibah yang besar bagi manusia.

Semestinya setelah manusia itu mengetahui bahwa dirinya adalah hamba Allah Ta'ala, bertempat di buminya Allah Ta'ala. Yang menentukan segala nasibnya adalah Allah Ta'ala, Seharusnya siang dan malam yang di fikirkan manusia adalah mencari ridha Allah Ta'ala. Sehingga ia di tolong oleh Allah Ta'ala dunia dan akhirat. Itulah pemikiran orang-orang yang sayang pada dirinya, pemikran orang-orang yang dalam hatinya ada nur dari Allah SWT. Kesuksesannya, kepuasannya, bila ia taat kepada Allah Ta'ala, dan kesusahannya bila ia mengabaikan ketaatannya kepada Allah SWT.

Di hari Jum’at yang mulia ini, waktunya kita memperbaharui niat kita. Sudah berapa tahunkah kita hidup kita di dunia ini. Siang dan malam kita dilihat oleh Allah Ta'ala. Setelah beberapa tahun kita hidup di dunia ini, apakah Allah Ta'ala ridho kepada kita atau Allah Ta'ala murka kepada kita
Sebentar lagi kita akan di panggil oleh Allah SWT. dengan demikian hendaknya kita selalu mengadakan persiapan untuk menghadap-Nya. Kita fikirkan, apakah kita mengahdapa Allah Ta'ala dengan mendapat ridho-Nya atau tidak.
Orang iman itu terikat dengan dua perkara, terikat memikirkan dosa-dosanya telah diampuni Allah Ta'ala atau belum dan amal-amalnya yang telah lalu apakah diterima Allah Ta'ala atau tidak. Terikat memikirkan perkara-perkara yang akan dating. Sisa-sisa umur yang akan datang, apakah bisa berpegang dengan agama Allah Ta'ala atau tidak karena banyak orang yang asalnya lurus jadi belok, asalnya sholeh jadi toleh, asalnya iman jadi kufur, asalnya hatinya menghadap Allah Ta'ala menjadi berpaling dari perintah-perintah Allah Ta'ala.
Marilah kita selalu berdoa kepada Allah SWT sebagaiman do’a yang diajarkan oleh Baginda Nabi SAW : “Ya muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinika” (Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu)

Niat amal dan sampaikan..

Dakwah wa Tabligh - HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN -

Bismillahirrahmanirrahiim..

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN

Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka,
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya.
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”

“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya.
Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namannya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.

Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "Bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”

Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaannya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini"

Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah
Ya Allah aku rindu melihat kabah
Ijinkan aku datang…..
ijinkan aku datang ya Allah..

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang”
“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.
Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan “tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.

Dalam hati saya : Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak. Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati
kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".

Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.
Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.


“Ini masakan untuk mu”
"Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.”
"Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mAta. Fi kitab irsyadul ibad ila sabiila rosyad. Tak bosan membaca kisah ini berulang ulang, utk mengingatkan diri sendiri .

Niat amal dan sampaikan..

Dakwah wa Tabligh - 3 Macam Akhlaq - 4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga -

Bismillahirrahmanirrahiim...

3 Macam Akhlaq :
-Akhlaqul Hasanah : Tidak membalas perbuatan jahat orang lain
-Akhlaqul Karimah : Membalas perbuatan jahat dengan kebaikan
-Akhlaqul Azhimah : berbuat baik dan berusaha membuat orang jadi baik

Abdullah bin Mas’ud ra. Mengatakan bahwa ada 4 hal penyebab hati menjadi gelap :
Perut yang terlalu kenyang
Berteman dengan orang-orang yang dzalim
Suka melupakan dosa
Banyak Berkhayal

4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga :
1. Menyambung sillaturrahmi dengan yang memutuskan
2. Memberi kepada yang tidak mau memberi ( bakhil (pelit pada kita )
3. Berbuat baik kepada yang mendzolimi (mengganggu) kita
4. Bersabar ketika mampu membalas

Jalan Musuh-Musuh Allah jalan keduniaan yang menafikan keimanan :
1. Jalan Kaum Ad : Membuat usaha atas dzohiriah (yang nampak) badan dan kesehatan
2. Jalan kaum Madyan : Membuat usaha atas perbaikan sistem ekonomi
3. Jalan Kaum Luth : Membuat usaha atas mutu kenikmatan seksual
4. Jalan Kaum Saba : Membuat usaha atas sistem pertanian
5. Jalan Kaum Tsamud : Membuat usaha atas perbaikan arsitektur
7. Jalan Firaun : Membuat usaha atas kekuasaan
8. Jalan PM Hamman : Membuat usaha atas Jabatan / Karir Politik
9. Jalan Qorun : Membuat usaha atas peningkatan kebendaan
10. Jalan Abrahah : Membuat usaha atas Kekuatan Militer
11. Jalan Abu Jahal : Membuat usaha atas kesukuan atau nasionalisme (Ego)
dan kesemua jalan-jalan tersebut dihancurkan Allah Ta'ala (karena tidak mengikuti kehendak Allah Ta'ala)

Niat amal dan sampaikan...

Thursday, September 17, 2015

Dakwah Wa Tabligh - Targhib Maulana Umar Palanpuri rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim...

Targhib Maulana Umar Palanpuri rah.a ...
" manusia diciptakan daripada tanah, tanah terdiri dari berbagai jenis dan warna. Sifat tanah apabila diusahakan , Allah Ta`ala akan datangkan perbagai manfaat, sebaliknya jika tidak diusahakan tidak akan mendatangkan apa-apa bahkan bisa memberi mudharat (sebab kerusakan), begitu juga manusia, apabila diusahakan, akan datang sifat-sifat yang baik atau 'mahmudah (terpuji)', sebaliknya jika tidak diusahakan akan datang sifat-sifat 'madzmumah' atau sifat sifat yang buruk "
" dakwah itu membicarakan tentang kehebatan dan kebesaran Allah Ta'ala secara terus menerus, dengan itu hubungan dengan Allah Ta'ala akan tercapai, orang KUFUR mencanangkan Islam tersebar dengan mata pedang dan hal itu tidak memberi kesan kepada orang non islam, sahabat r.anhum memutuskan akan berperang sebagai keputusan terakhir demi menyelamatkan jutaan umat yang menginginkan Islam dan menjadikan dakwah sebagai pilihan utama yang sesungguhnya karena dakwah akan menyatukan seluruh umat manusia ”
.SubhanAllah
-
MERENDAHLAH
.
Bila nafsu mengajakmu untuk bersikap angkuh, maka katakanlah,
"Wahai diri... Merendahlah, karena setinggi apapun kedudukanmu, tetap saja ada unsur tanah yang tidak istimewa di dalam dirimu.
Egkau bahkan tak lebih dari seonggok daging yang bila telah tiba saatnya nanti, pasti kembali menjadi tanah juga"
.
Allah azza wa jalla berfirman:
.
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
.
"Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."
(QS. Thaha 20: 55)

Niat amal dan sampaikan...

Dakwah wa Tabligh - Keistimewaan Saad bin Abi Waqqash R.anhu -

Bismillahirrahmanirrahiim...

* Keistimewaan Saad bin Abi Waqqash *
Saad bin Abi Waqqash r.a adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang memiliki doa yang manjur dan mustajab. Rasulullah SAW "meminta kepada Allah Ta'ala "agar doa Saad r.a menjadi doa yang mustajab tidak tertolak.
Beliau Rasulullah SAW bersabda,
اللَّهُمَّ سَدِّدْ رَمَيْتَهُ، وَأَجِبْ دَعْوَتَهُ
“Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.” (HR. al-Hakim, 3/ 500).
Doa Rasulullah SAW ini menjadikan Saad r.a seorang prajurit pemanah yang hebat dan ahli ibadah yang terkabul doanya.
Saad bin Abi Waqqash r.a adalah orang pertama dalam Islam yang melemparkan anak panah di jalan Allah. Ia juga satu-satunya orang yang Rasulullah SAW pernah menyebutkan kata “tebusan” untuknya. Seperti dalam sabda beliau dalam Perang Uhud:
اِرْمِ سَعْدُ … فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ
“Panahlah, wahai Saad… Tebusanmu adalah ayah dan ibuku.”( HR. at-Tirmidzi, no. 3755).
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Aku tidak pernah mendengar Rasulullah ﷺmenebus seseorang dengan ayah dan ibunya kecuali Saad. Sungguh dalam Perang Uhud aku mendengar Rasulullah SAW mengatakan,
اِرْمِ سَعْدُ … فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ
“Panahlah, wahai Saad… Tebusanmu adalah ayah dan ibuku.”( HR. at-Tirmidzi, no. 3755).
Dan Saad sangat merasa terhormat dengan motivasi Rasulullah SAW ini.
Di antara keistimewaan lain, yang ada pada diri Saad bin Abi Waqqash r.a termasuk seorang penunggang kuda yang paling berani di kalangan bangsa Arab dan di antara kaum muslimin. Ia memiliki dua senjata yang luar biasa; panah dan doa.
Peperangan besar yang pernah ia pimpin adalah Perang Qadisiyah. Sebuah perang legendaris antara bangsa Arab Islam melawan Majusi Persia. 3000 pasukan kaum muslimin beradapan dengan 100.000 lebih pasukan negara adidaya Persia bersenjata lengkap. Prajurit Persia dipimpin oleh palingma mereka yang bernama Rustum. Melaui Saad r.a lah, Allah Ta'ala memberi kemanangan kepada kaum muslimin atas negara adidaya Persia.

Niat amal dan sampaikan.

Tuesday, September 15, 2015

Dakwah wa Tabligh - Bayan Ulama Maulana shamin at markaz yala 1990 (Salah saya... kesalahan saya) -

Bismillahirrahmanirrahiim..

Kisah maulana ilyas
Pada suatu saat, beliau pergi ke salah satu kota di India yang bernama Lucknow. Di tempat itu, beliau diundang oleh seorang Bupati yang kaya raya di wilayah itu, untuk sarapan pagi. Untuk keperluan itu, orang tadi mengutus pembantunya, menyampaikan undangan ke Maulana Ilyas. Pembantu itu, mengatakan kepada Maulana Ilyas : “Tuan, diundang oleh majikan saya untuk sarapan pagi pukul 09.00”. Padahal, undangan orang tersebut sebenarnya pukul 08.00, bukan pukul 09.00. Karena undangan dikatakan pukul 09.00, maka Maulana Ilyas datang tepat pada pukul 09.00. Sedangkan ulama-ulama lain yang diundang orang tadi, sudah datang terlebih dahulu, yaitu pukul 08.00, karena memang undangan yang disampaikan juga pukul 08.00. Lantaran Maulana Ilyas datang pukul 09.00, sesuai dengan waktu yang disampaikan oleh pembantu orang tadi, maka beliau telah terlambat satu jam.
Oleh karena itu, maka Maulana Ilyas dicaci maki di hadapan para undangan lainnya, oleh bupati si pengundang tersebut. Dikatakannya: “Engkau telah buat kerja yang besar, tetapi pada saat menghadiri undangan engkau tidak datang tepat pada waktunya. Kemana ummat ini akan engkau bawa ?”. Mendengar cacian ini, Maulana Ilyas diam saja. Tidak menjawab sepatah katapun. Setelah acara makan pagi selesai, maka Maulana Ilyas pulang kembali ke New Delhi dengan menggunakan kendaraan kereta api.
Pada malam hari, di rumah orang Bupati tersebut, saat dia akan tidur, dipijit-pijitlah kepalanya oleh pembantu yang menyampaikan undangan ke Maulana Ilyas. Dia berkata:“Wahai tuan, sebenarnya bukan Maulana yang salah. Sayalah yang salah, karena menyampaikan kepada Maulana undangan pukul 09.00. Sayalah yang salah menyampaikan waktu undangan tersebut kepada Maulana.
Dan Maulana ternyata datang tepat pada waktunya”. Mendengar tutur kata pembantunya tadi, Bupati itu gelisah sepanjang malam sampai pagi. Setelah pagi tiba, maka diajaknya seluruh undangan yang hadir pada acara makan pagi tersebut ke New Delhi, untuk menemui Maulana Ilyas. Sampai di New Delhi dan berjumpa dengan Maulana Ilyas, Bupati tadi minta ma’af kepada Maulana disaksikan oleh seluruh undangan yang pernah mendengarkan caci maki Bupati kepada Maulana Ilyas. Menyadari kesalahannya, Bupati tadi menangis dan menangis, sehingga Maulana Ilyas ikut menangis. Mengapa saling menangis ?. Karena Bupati telah menyadari kesalahannya dan Maulana juga merasa bahwa itu juga karena kesalahannya sendiri.
Sebagai da’i kita harus bersikap tawadhu’, dan selalu mengakui kesalahan sendiri serta merasa bahwa kesalahan orang lain juga karena kesalahan kita sendiri.
Sebagai da’i harus berani mengakui : “Karena dosa yang saya perbuat, maka orang lain berbuat seperti itu. Bukan salah dia, tetapi salah saya”.

Niat amal dan sampaikan..

Sunday, September 13, 2015

Dakwah wa Tabligh - Ummat Terbaik

Bismillahirrahmanirrahiim...

~PERTAMA RASULULLAH SAW SENDIRI
TERUS JADI 4 ORANG

~70 KETIKA HIJRAH KE HABASYAH

~330 ORANG PADA PERANG BADAR

~1000 ORANG PADA PERANG UHUD

~4000 ORANG PADA PERANG KHANDAK

~12000 ORANG PADA PERANG HUNAIN

~100.000 ORANG PADA
PERANG TABUK

~124.000 ORANG PADA
SAAT HAJI WADA'

~2/3 DUNIA PADA JAMAN KHALIFAH UMAR R.A

TP SEKARANG TINGGAL 1 miliyar lebih dari 7 miliyar lebih penduduk Dunia. Maka sangat jauh kemerosotan Umat Islam.
MAKA UMAT INI HARUS MELANJUTKAN TUGAS NABI S.A.W YANG MULIA INI YAITU DGN "DAKWAH KHURUJ FISABILILLAH"

BUKAN DGN CARA MEMBUNUH ORANG KAFIR AGAR ISLAM MAJU TP DGN MENGAJAK ORANG KAFIR MASUK ISLAM YAITU DGN AKHLAQ.
Sehingga mereka bs selamat dari Azab yg selama2nya.

Karna Syarat dalam Perang ISLAM adalah;
~Didakwahi dulu yaitu Ajak kpd Islam
~kalo tdk mau Suruh bayar Upeti
~kalo tidak mau juga baru di perangi

Jadi Inti y APAPUN YG NABI S.A.W lakukan adalah:
~Bagaimana yg kafir mau masuk islam
~Bagaimana yg Islam ikut melanjutkan Dakwah NABI S.A.W
~Bagaimana dgn dakwah cara NABI S.A.W, Akhlaq umat Islam makin baik sehingga jd Asbab Hidayah Orang2 Kafir Masuk Islam.
Aaamiiin.

Niat amal dan sampaikan...

Saturday, September 12, 2015

Dakwah wa Tabligh - Enam Sifat Sahabat R.anhum -

Bismillahirrahmanirrahiim..

* ENAM SIFAT *

Ada org bertanya kepada ahbab-ahbab dakwah wa tabligh yg dari arab,yordan dan yaman, yg sebelumnya menganut faham wahabi yakni tdk mau menerima sesuatu yg tdk ada tuntunan dari al Qur'an dan As sunnah. Ketika mereka ditanya kenapa mereka mau terima enam sifat..........?

Jawab
Mereka katakan bahwa enam sifat ada dlm surat Thaha yakni pesan Allah SWT kepada Nabi Musa as, sebelum dakwah kepada fir'aun yakni :

1. Sesungguhnya Aku ini Allah, tdk ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. (Qs. Thaha 14).

2. Dan dirikanlah shalat utk mengingatKu. (Qs. Thaha 14).

3. Pergilah engkau beserta saudaramu dgn membawa tanda-tanda kekuasaanKu dan janganlah kamu berdua lalai mengingatKu. (Qs. Thaha 42).

4. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (firaun) dgn kata-kata lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (Qs. Thaha 44).

5. Dan Aku telah memilihmu (menjadi Rasul) utk diriKu. (Qs. Thaha 41).

6. Pergilah kamu berdua kepada fir'aun, karena dia benar-benar melampaui batas. (Qs. Thaha 43)

Lihatlah point-point enam sifat, adakah yg ikhtilaf dgn al Qur'an dan hadist ?

Namun enam sifat ini bukan hanya utk dihapal saja, tp bagaimana menjadi sifat dlm diri kita.

Maulana Yusuf Rah.a mengatakan :
Ada org yg merasa berada dlm kerja dakwah, tetapi sebenarnya dia tdk berada dlm kerja dakwah. Yaitu org yg pandai bayan, mudzakarah, dsb. Namun tdk ada enam sifat dlm dirinya.

Maulana Ilyas Rah. a berkata :
Ada satu hal yg mengerikan dlm kerja dakwah ini yaitu org yg sibuk membentuk jamaah cash tp tdk mengusahakan enam sifat dlm dirinya.

Untuk mendapatkan sifat2 baik ini wujud pd diri kita, maka kita hrs mentablighkan lebih dahulu kebaikan2 itu dgn sifat2 nya. Maka mujahadah dan kesusahan dlm dakwah, akan menimbulkan perbaikan diri sehingga terbentuk sifat2 mulia ini.

Niat amal dan sampaikan..

Tuesday, September 8, 2015

Dakwah wa Tabligh - Shalawat kepada Rasulullah SAW

Bismillahirrahmanirrahiim...

Shalawat keatas Baginda Rasulullah SAW

Dialog Sufi dan Sang Presiden
Mungkin ini adalah pertemuan sakral yang: dialami oleh Prof. DR. H. Kadirun Yahya, Msc – seorang angkatan 1945, ahli sufi, ahli fisika dan pernah menjabat sebagai rektor Universitas Panca Budi, Medan - dengan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Ia bersama rombongan saat itu diterima di beranda Istana Merdeka (sekitar bulan Juli 1965) bersama dengan Prof. Ir. Brojonegoro (alm), Prof. dr. Syarif Thayib, Bapak Suprayogi, Admiral John Lie, Pak Sucipto Besar, Kapolri, Duta Besar Belanda.
“Wah, pagi-pagi begini saya sudah dikepung oleh 3 Profesor-Profesor” kelakar Ir. Soekarno membuka dialog ketika menemui rombongan Prof. Kadirun Yahya beserta rombongan. Kemudian Presiden Soekarno mempersilakan rombongan tamunya untuk duduk.
“Profesor Kadirun Yahya silakan duduk dekat saya”, pinta presiden Soekarno kepada Prof. Kadirun Yahya, terkesan khusus.
“Professor, ik horde van jou al sinds 4 jaar, maar nu pas onmoet ik jou, ik wou je eigenlijk iets vragen (saya dengar tentang engkau sudah sejak 4 tahun, tapi baru sekarang aku ketemu engkau, sebenarnya ada sesuatu yang akan aku tanyakan padamu),” kata presiden Soekarno dengan bahasa Belanda.
“Ya, tentang apa itu Bapak Presiden…?”
“Tentang sesuatu hal yang sudah kira-kira 10 tahun, saya cari-cari jawabannya, tapi belum ketemu jawaban yang memuaskan. Saya sudah bertanya pada semua ulama dan para intelektual yang saya anggap tahu. Tetapi semua jawabannya tetap tidak memuaskan saya.”
“Lantas soalnya apa bapak Presiden?”
"Saya bertanya terlebih dahulu tentang yang lain, sebelum saya majukan pertanyaan yang sebenarnya” jawab Presiden Soekarno.
“Baik Presiden” kata Prof. Kadirun Yahya
“Manakah yang lebih tinggi, Presiden atau Jenderal atau Profesor dibanding dengan sorga?” tanya Presiden. “Sorga” jawab Prof.Kadirun Yahya.
“Accoord (setuju)”, balas Presiden terlihat lega.
Menyusul Presiden bertanya untuk soal berikutnya. “Lantas manakah yang lebih banyak dan lebih lama pengorbanannya antara pangkat-pangkat dunia yang tadi dibanding dengan pangkat sorga?” tanyanya.
“Untuk Presiden, Jenderal, Profesor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan ber-abdi pada Negara, nusa dan bangsa atau pada ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk mendapatkan sorga harus berkorban untuk Allah segala-galanya. Berpuluh-puluh tahun terus menerus, bahkan menurut agama Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup dan berabdi, baru barangkali dapat masuk Nirwana," jawab Prof. Kadirun.
“Accoord”, kata Bung Karno (panggilan akrab Presiden).
“Nu heb ik je te pakken Professor (sekarang baru dapat kutangkap engkau Profesor)” lanjut Bung Karno. Tampak mukanya cerah berseri dengan senyumnya yang khas. Dan kelihatannya Bung Karno belum ingin cepat-cepat bertanya untuk yang pokok masalah. “Saya cerita sedikit dulu” kata Bung Karno.
“Silakan Bapak Presiden”.
“Saya telah banyak melihat teman-teman saya meninggal dunia lebih dahulu dari saya, dan hampir semuanya matinya jelek karena banyak dosa rupanya. Sayapun banyak dosa dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Al-Quran dan Al-Hadits bagaimana caranya supaya dengan mudah hapus dosa saya dan dapat ampunan dan bisa mati tersenyum."
"Lantas saya ketemu dengan satu Hadits yang bagi saya berharga. Bunyinya kira-kira sebagai berikut : Rasulullah berkata; Seorang wanita penuh dosa berjalan di padang pasir, bertemu dengan seekor anjing dan kehausan. Wanita tadi mengambil gayung yang berisikan air dan memberi minum anjing yang kehausan itu. Rasul lewat dan berkata: Hai para sahabatku. Lihatlah, dengan memberi minum anjing itu, hapus dosa wanita itu dunia dan akhirat. Ia ahli sorga”.
“Nah Profesor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapatkan sorga harus berkorban segala-galanya, berpuluh-puluh tahun untuk Allah baru dapat masuk sorga. Itupun barangkali. Sementara sekarang seorang wanita yang berdosa dengan sedikit saja jasa, itupun pada seekor anjing pula, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli sorga. How do you explain it Professor?” Tanya Bung Karno lanjut. Profesor Kadirun Yahya terlihat tidak langsung menjawab. Ia hening sejenak. Lantas berdiri dan meminta kertas.
"Presiden, U zei, det U in 10 jaren’t antwoord niet hebt kunnen vinden, laten we zien (Presiden, tadi bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabannya, coba kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam 2 menit saja saya coba memberikan jawabannya dan memuaskan”, katanya.
Keduanya adalah sama-sama eksakta, Bung Karno adalah seorang insinyur dan Profesor Kadirun Yahya adalah ahli kimia/fisika.
Di atas kertas Prof. Kadirun mulai menuliskan penjelasannya.
10/10 = 1 ;
“Ya” kata Presiden.
10/100 = 1/10 ; “Ya” kata Presiden.
10/1000` = 1/100 ;
“Ya” kata Presiden.
10/10.000 = 1/1000 ;
“Ya” kata Presiden.
10 / ∞ (tak terhingga) = 0 ;
“Ya” kata Presiden.
1000.000 … / ∞ = 0 ;
“Ya” kata Presiden.
(Berapa saja + Apa saja) /∞ = 0;
“Ya” kata Presiden.
Dosa / ∞ = 0 ;
“Ya” kata Presiden. ———————————————–“
Nah…” lanjut Prof,
1 x ∞ = ∞ ;
“Ya” kata Presiden
½ x ∞ = ∞ ;
“Ya” kata Presiden.
1 zarah x ∞ = ∞ ;
“Ya” kata Presiden.
“… ini artinya, sang wanita, walaupun hanya 1 zarah jasanya, bahkan terhadap seekor anjing sekalipun, mengkaitkan, menggandengkan gerakannya dengan yang Maha Akbar."
"Mengikutsertakan yang Maha Besar dalam gerakan-gerakannya, maka hasil dari gerakannya itu menghasilkan ibadah yang begitu besar, yang langsung dihadapkan pada dosa-dosanya, yang pada saat itu juga hancur berkeping-keping. Ditorpedo oleh PAHALA yang Maha Besar itu. 1 zarah x ∞ = ∞ Dan, Dosa / ∞ = 0.
Ziedaar hetantwoord, Presiden (Itulah dia jawabannya Presiden)” jawab Profesor.
Bung Karno diam sejenak . “Geweldig (hebat)” katanya kemudian. Dan Bung Karno terlihat semakin penasaran.
Masih ada lagi pertanyaan yang ia ajukan. “Bagaimana agar dapat hubungan dengan Tuhan?” katanya.
Profesor Kadirun Yahya pun lanjut menjawabnya. “Dengan mendapatkan frekuensi-Nya. Tanpa mendapatkan frekuensi-Nya tak mungkin ada kontak dengan Tuhan."
"Lihat saja, walaupun 1 mm jaraknya dari sebuah zender radio, kita letakkan radio dengan frekuensi yang tidak sama, maka radio kita itu tidak akan mengeluarkan suara dari zender tersebut. Begitu juga dengan Tuhan, walaupun Tuhan berada lebih dekat dari kedua urat leher kita, tak mungkin ada kontak jika frekuensi-Nya tidak kita dapati”, jelasnya.
“Bagaimana agar dapat frekuensi-Nya, sementara kita adalah manusia kecil yang serba kekurangan ?” tanya Presiden kemudian.
“Melalui isi dada Rasulullah” jawab Prof.
“Dalam Hadits Qudsi berbunyi yang artinya : Bahwasanya Al-Quran ini satu ujungnya di tangan Allah dan satu lagi di tangan kamu, maka peganglah kuat-kuat akan dia” (Abi Syuraihil Khuza’ayya.r.a), lanjutnya.
Prof menyambung, “Begitu juga dalam QS.Al-Hijr :29 – Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian rohKu, rebahkanlah dirimu bersujud kepadaNya”.
"Nur Illahi yang terbit dari Allah sendiri adalah tali yang nyata antara Allah dengan Rasulullah. Ujung Nur Illahi itu ada dalam dada Rasulullah. Ujungnya itulah yang kita hubungi, maka jelas kita akan dapat frekuensi dari Allah SWT", kata Prof.
Prof melanjutkan, "Lihat saja sunnatullah, hanya cahaya matahari saja yang satu-satunya sampai pada matahari. Tak ada yang sampai pada matahari melainkan cahayanya sendiri. Juga gas-gas yang saringan-saringannya tak ada yang sampai matahari, walaupun ‘edelgassen’ seperti : Xenon, Crypton, Argon, Helium, Hydrogen dan lain-lain. Semua vacuum!
Yang sampai pada matahari hanya cahayanya karena ia terbit darinya dan tak bercerai siang dan malamnya dengannya. Kalaulah matahari umurnya 1 (satu) juta tahun, maka cahayanyapun akan berumur sejuta tahun pula. Kalau matahari hilang maka cahayanyapun akan hilang. Matahari hanya dapat dilihat melalui cahayanya, tanpa cahaya, mataharipun tak dapat dilihat”.
"Namun cahaya matahari, bukanlah matahari – cahaya matahari adalah getaran transversal dan longitudinal dari matahari sendiri (Huygens)", jelas Prof.
Prof menyimpulkan, "Dan Rasulullah adalah satu-satunya manusia akhir zaman yang mendapat Nur Illahi dalam dadanya. Mutlak jika hendak mendapatkan frekuensi Allah, ujung dari nur itu yang berada dalam dada Rasulullah harus dihubungi."
“Bagaimana cara menghubungkannya, sementara Rasulullah sudah wafat sekian lama?” tanya Presiden. “
Prof menjawab, "Memperbanyak sholawat atas Nabi tentu akan mendapatkan frekuensi Beliau, yang otomatis mendapat frekuensi Allah SWT.
–Tidak kukabulkan doa seseorang, tanpa shalawat atas Rasul-Ku. Doanya tergantung di awang-awang – (HR. Abu Daud dan An-Nasay).
Jika diterjemahkan secara akademis mungkin kurang lebih : “Tidak engkau mendapat frekuensi-Ku tanpa lebih dahulu mendapat frekuensi Rasul-Ku”.
Sontak Presiden berdiri. “You are wonderful” teriaknya. Sejurus kemudian, dengan merangkul kedua tangan profesor, Presidenpun bermohon : “Profesor, doakan saya supaya dapat mati dengan tersenyum....dst"

Niat amal dan sampaikan...

Dakwah Wa Tabligh - Fadilah membaca Al-Qur'an

Bismillahirrahmanirrahiim..


Fadilah membaca Al quran
Ada seorang remaja bertanya kepada
kakeknya:
“ Kakek, apa gunanya aku membaca Al-Qur’an, sementara aku tidak mengerti
arti dan maksud dari Al-Qur’an yg
kubaca “.
Lalu si kakek menjawabnya dg tenang:
“ Cobalah ambil sebuah keranjang batu
ini dan bawa ke sungai, dan bawakan
aku sekeranjang air. “
Anak itu mengerjakan seperti yg
diperintahkan kakeknya, tapi semua air
yg dibawanya habis sebelum ia
sampai di rumah.
Kakeknya berkata :
“Kamu harus berusaha lebih cepat “
Kakek meminta cucunya kembali ke sungai. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi2 keranjangnya kosong (tanpa air)sebelum sampai di rumah.
Dia berkata kepada kakeknya:
“Tidak mungkin bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dg ember ya?“
“ Aku ingin sekeranjang air, bukan dg ember “ Jawab kakek.
Si anak kembali mencoba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong.
"Kakek…ini tidak ada gunanya. Sia2 saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah “
Kakek menjawab, "Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik2 apa yg terjadi dg keranjang itu “
Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yg tadinya kotor
berubah menjadi sebuah keranjang yg BERSIH, luar dan dalam.
Cucuku, apa yg terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari
kamu akan berubah, luar dan dalam.
Itulah kasih sayang Allah dlm mengubah kehidupanmu..
Saudaraku...
Tidak ada yg sia2 ketika kita membaca Al Qur’an.
Mari kita lebih sering lagi membacanya.
Meski tanpa tahu artinya, namun tentu tetap berusaha untuk memahami artinya.
“ALLAHUMMA Ya Allah rahmatilah hidup
kami dg Al-Qur'an, dan jadikanlah Al-Qur'an itu imam, cahaya, hidayah dan
rahmat untuk kami dan keluarga
kami..Aamiin
Semoga bermanfaat...

Niat amal dan sampaikan...


Monday, September 7, 2015

Dakwah Wa Tabligh - HARAM MEMERANGI SUATU KAUM SEBELUM DI DAKWAHI DULU

Bismillahirrahmanirrahiim...

HARAM MEMERANGI SUATU KAUM SEBELUM DI DA'WAHI DULU
Pertanyaan oleh seorang ulama,
ulama itu bertanya : ” wahai maulana, jihad nabi dan sahabat itu “menyerang” atau “bertahan” ?
Jawab :
Jihad nabi dan sahabat itu tidak menyerang dan tidak bertahan, tapi jihad mereka itu untuk “DA'WAH”
haram memerangi suatu kaum sebelum dakwah kepada mereka karena ..
semua peperangan pasti didahului dakwah yang sempurna bil hikmah.
– Perang badar dan uhud dgn musyrikin makkah didahului dakwah bil hikamah 13 thn di makkah
– Nabi saw. dan sahabat sekurang kurangnya 3 hari dakwah dengan hikmah baru boleh berperang.
– Larangan Memerangi Suatu Kaum sebelum Diseru kepada Islam.
Baihaqi memberitakan dari Ubay bin Ka’ab ra. katanya: Pernah Rasulullah SAW dibawakan kepadanya tawanan dari kaum Laata dan Uzza, lIalu Beliau bertanya kepada panglima perang Islam: “Apakah engkau sudah mengajak mereka memeluk Islam, sebelum engkau menawan mereka?”. “Tidak”, jawab panglima itu. Kemudaan Rasulullah SAW pun bertanya kepada orang-orang tawanan itu: “Apakah kaumku telah mengajak kamu memeluk Islam, sebelum kamu ditawan mereka?”. “Tidak, tidak pernah mereka mengajak kami”, jawab mereka. “Bebaskan mereka semua sekarang juga, sehingga mereka kembali ke perkampungan mereka!” perintah Rasulullah SAW kepada panglima pasukan itu. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah yang berikut, (maksudnya):
“Sesungguhnya Kami (Allah) mengutusmu sebagai penyaksi dan pembawa berita gembira dan ancaman. Dan mengajak kamu kepada (agama) Allah dengan keizinanNya dan sebagai pelita yang menerangi!”
Sesudah itu dibacakan pula, ayat yang lain (maksudnya): “Dan diwahyukan kepadaku Al-Quran ini untuk aku mengingatkan kamu dengan perintahnya, dan juga kepada semua yang sampai kepadanya ajaranku ini, apakah kamu ingin menyaksikan ada tuhan-tuhan yang lain di samping Tuhan Allah…” hingga ke akhir ayatnya.
Menurut versi Al-Waqidi bahwa Rasulullah SAW pernah mengutus pasukannya ke suku kaum Laata dan Uzza, lalu mereka memerangi mereka sehingga mereka berhasil menawan orang-orang tersebut beserta keluarga mereka, lalu mereka mengadu kepada Rasulullah SAW kata mereka: “Kaummu telah menyerang kami tanpa terlebih dahulu menyeru kami!”. Rasulullah SAW pun menanyakan perkara itu kepada pasukannya, dan mereka membenarkan pengaduan itu.
Maka Rasulullah SAW pun berkata: “Kembalikan mereka semua ke perkampungan mereka dengan penuh keamanan, dan sesudah itu ajak mereka untuk memeluk Islam terlebih dahulu!”.
(Kanzul Ummal 2:297)

Niat amal dan sampaikan...

Saturday, September 5, 2015

Dakwah wa Tabligh - "Ketika Malaikat Membantu Manusia." -

Bismillahirrahmanirrahiim....

"Ketika Malaikat Membantu Manusia."
Suatu ketika Ali bin Abi Thalib baru saja pulang dan berkata kepada istrinya, Fathimah az Zahra, “Wahai wanita yang mulia, apakah kamu mempunyai makanan untuk suamimu ini??”
Fathimah berkata, “Demi Allah aku tidak mempunyai sesuatu (makanan apapun), tetapi ini ada enam dirham (uang perak), hasil kerjaku dan Salman (al Farisi) memintal bulu-bulu domba milik orang Yahudi. Rencananya akan kubelikan makanan untuk Hasan dan Husain!!”
Begitulah memang keadaan Fathimah az Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW itu dan keluarganya. Sebenarnya kalau saja mereka mau, mudah saja bagi mereka untuk mengumpulkan harta dan hidup bergelimang kemewahan dunia. Tetapi seperti halnya Rasulullah SAW, mereka memilih untuk zuhud dalam kehidupan dunia ini. Tidak jarang Fathimah dan Ali bekerja menimba air untuk menyiram kebun kurma milik orang-orang Yahudi, memintal bulu-bulu domba, memilah-milah kurma dan lain-lainnya. Inilah gambaran kehidupan seorang wanita, yang Nabi SAW pernah bersabda, “Penghulu kaum wanita di surga adalah Fathimah az Zahra!!”
Mendengar jawaban istrinya itu, Ali berkata, “Biar aku saja yang membeli makanan itu!!”
Maka Fathimah menyerahkan uang enam dirham itu kepada suaminya, yang segera saja pergi meninggalkan rumah. Tetapi dalam perjalanan untuk membeli makanan itu, Ali bertemu seorang lelaki yang berkata, “Siapakah orang yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih, Dzat yang selalu menepati janji??”
Tanpa berfikir panjang, Ali menyerahkan uang enam dirham hasil kerja istrinya itu kepada lelaki itu. Ia bukannya tidak ingat kalau keluarganya sedang kelaparan, terutama kedua anaknya yang masih kecil, tetapi demikianlah memang didikan dan contoh yang diberikan Rasulullah SAW. Bagi umumnya orang mungkin tidak mengapa jika ‘mengurangi kadar’ atau kualitas dari yang dicontohkan Nabi SAW, sebatas kemampuan masing-masing, tetapi tidak bagi Ali. Sejak balita ia diasuh Nabi SAW, bahkan kemudian dinikahkan dengan putri kesayangan beliau, kalau ia ‘bergeser’ terlalu jauh dari didikan Nabi SAW, tentulah telah menjadi kesalahan besar baginya.
Setelah itu Ali segera kembali ke rumah, dan Fathimah menyambutnya dengan menangis ketika melihatnya tidak membawa apa-apa. Ali berkata, “Wahai wanita mulia, mengapa engkau menangis??”
Fathimah berkata, “Wahai Ali, engkau pulang tanpa membawa sesuatu??”
Ali berkata, “Wahai wanita mulia, aku meminjamkan uang itu kepada Allah!!”
Tanpa penjelasan lebih banyak, maklumlah Fathimah apa yang terjadi, maka ia berkata, “Sungguh, aku mendukung sikapmu itu!!”
Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, Ali segera keluar rumah dengan maksud menemui Nabi SAW. Tetapi di tengah perjalanan ia bertemu seorang badui yang sedang menuntun seekor unta. Si Badui yang tidak dikenalnya itu berkata, “Wahai Abul Hasan, belilah unta ini!!”
Ali berkata, “Aku tidak mempunyai uang!!”
Si Badui itu berkata lagi, “Belilah dengan tempo (pembayaran di belakang)!!”
Ali berkata, ‘Berapa??”
“Seratus dirham!!” Kata si Badui itu.
“Baiklah,“ Kata Ali, “Kubeli seharga seratus dirham dengan tempo!!”
Si Badui menyerahkan unta tersebut kepadanya dan berlalu pergi. Ali tidak tahu apa yang harus dilakukannya dengan unta itu, tetapi ia menuntunnya begitu saja. Tetapi belum jauh berjalan tiba-tiba muncul seorang badui lain menghampirinya, dan berkata, “Wahai Abul Hasan, apakah engkau ingin menjual unta ini?”
Tanpa berfikir panjang, Ali berkata, “Ya!!”
“Berapa??”
“Tigaratus dirham!!” Kata Ali.
“Baiklah, kubeli seharga tigaratus dirham!!”
Kemudian si Badui yang juga tidak dikenalinya itu membayar kontan tigaratus dirham, dan membawa pergi unta tersebut. Ali sangat gembira, segera ia membeli beberapa bahan makanan untuk keluarganya kemudian pulang. Kali ini Fathimah menyambutnya dengan tersenyun, dan berkata, “Wahai Abul Hasan, apa yang terjadi kali ini??”
Dengan gembira Ali berkata, “Wahai putri Rasulullah, kubeli unta seharga seratus dirham dengan tempo, dan kujual lagi dengan kontan seharga tigaratus dirham!!”
Fathimah berkata, “Aku mendukung sikapmu itu!!”
Beberapa lama kemudian, Ali pergi menemui Nabi SAW sesuai dengan niat sebelumnya. Begitu ia masuk masjid, Nabi SAW tersenyum kepadanya dan bersabda, “Wahai Abul Hasan, engkau yang bercerita, atau aku saja yang bercerita??”
Tanpa tahu maksudnya, Ali berkata, “Wahai Rasulullah, engkau saja yang bercerita!!”
Nabi SAW bersabda, “Berbahagialah engkau, Abul Hasan, engkau telah meminjamkan enam dirham kepada Allah, maka Allah memberimu tigaratus dirham. Setiap dirhamnya dibalas dengan limapuluh kali lipatnya. Orang Badui yang pertama menjumpaimu adalah Malaikat Jibril, sedang yang kedua adalah Malaikat Mikail!!”
Malaikat-malaikat yang membantu manusia, tentunya atas seijin dan perintah Allah SWT, mungkin tidak hanya terjadi pada Rasulullah SAW dan para sahabat beliau seperti kisah di atas, atau juga pada Perang Badar, Hunain dan beberapa peristiwa lainnya. Bisa saja itu terjadi di antara kehidupan kita sehari-hari, bisa dalam bentuk seseorang yang tidak dikenali, yang memberikan bantuan seperti peristiwa yang dialami oleh Ali bin Abi Thalib. Atau mungkin seseorang yang dikenali memberikan bantuan, tetapi sebenarnya ybs. tidak melakukannya. Hanya saja Allah memerintahkan malaikat untuk menyerupakan diri dengan orang tersebut untuk memuliakannya, seperti yang terjadi pada seorang tabi’in bernama Abdullah bin Mubarak.
Wallahu A’lam.

Niat amal dan sampaikan...

Friday, September 4, 2015

Dakwah wa Tabligh - Besarnya Nilai Imanmu


Bismillahirrahmanirrahiim..

 “Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas.” (Hadis riwayat al-Bukhari)

Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, “Barangsiapa yang mengucapkan ‘Lailahaillallah’ dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam syurga.” Lalu ditanya kepada baginda SAW, “Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.” (Hadis riwayat at-Tabarani)

Rasulullah SAW bersabda :
”Nanti pada hari kiamat ada seseorang yang didatangkan ke timbangan amal, lalu dikeluarkan baginya 99 bendel, dimana setiap bendel berisi catatan kesalahan dan dosanya sejauh mata memandang, lantas diletakkan di salah satu daum timbangan; kemudian dikeluarkan satu kertas selebar ujung jari yang padanya tertulis suatu persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, lalu diletakkan pada daun timbangan yang lain, maka lembaran kertas yang kecil itu menghapus dosa-dosanya”

Diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda :
”Ajarkanlah La Ilaha Illallah kepada orang-orang yang (menjelang) mati diantara kamu sekalian, karena sesungguhnya kalimat itu dapat menghancurkan dosa-dosa sehancur-hancurnya”. ”Wahai Rasulullah, (bagaimana) jika ia membaca kalimat itu sewaktu hidupnya? ” Beliau menjawab : ”Kalimat itu lebih menghancurkan dan lebih menghancurkan”.

Nabi SAW juga bersabda :
”Seutama-utama apa yang aku baca dan dibaca oleh nabi-nabi sebelum aku adalah : La Ilaha illallah”.
”……Wahai Muhammad, terimalah berita gembira, sesungguhnya umatmu telah mempunyai surat izin untuk hari kiamat itu. Ingatlah, orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah itu akan melewati titian Jahannam dengan selamat. Nabi SAW bersabda : ”Segala puji bagi Allah yang telah memberikan ilham bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah”.

Nilai dan harga iman mu (kalimah La ilaha illallah yang tertanam dalam hatimu adalah seharga surga dan lebih mahal daripada dunia beserta 7 lapis langit ini tuan-tuan).

Niat amal dan sampaikan...




Dakwah wa Tabligh - Saudara - saudara kenali nilai Iman mu


Bismillahirrahmanirrahiim...

-Rasullah SAW bersabda : Barangsiapa yang meninggal sedangkan ia mengetahui tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, niscaya dia masuk syurga.

-Sabda Rasulullah s.a.w. : Allah s.w.t. berfirman : Wahai Ibnu Adam, sesungguhnya bila engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu denganKu (pada hari kiamat) dengan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, niscaya akan Aku berikan samudera ampunan untukmu (Tirmidzi).

-Anas bin Malik ra meriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau ditanya:
”Wahai Rasulullah, apakah syurga itu mempunyai harga?” Beliau menjawab : ”Harganya adalah ucapan La Ilaha Illallah”.

Muadz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, “Anak-anak kunci syurga ialah mengakui kalimah ‘Lailahaillallah’.” (Hadis riwayat Imam Ahmad)

Dari Abi Abas r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada di bawahnya diletakkan di sebelah dacing dan kalimah ‘Lailahaillallah’ di sebelah yang lain, maka dacing kalimah ‘Lailahaillallah’ itulah yang lebih berat.” (Hadis riwayat at-Tabarani)

Dari Umar r.a. meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, “Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu ‘Lailahaillallah.’” (Hadis riwayat al-Hakim)

kenali lah dirimu wahai tuan-tuan, saudara-saudaraku.... kenali nilai iman kita... apa yang dibayar Allah SWT terhadap nilai iman kita kepada Allah Ta'ala.

Niat amal dan sampaikan.