Monday, October 24, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat tiga Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a -

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a. berkata, "Pada masa sebelum hijrah, Rasulullah S.a.w. telah berdakwah di kota Mekkah. Beliau sendiri mendatangi mereka. Setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau tidak berbuat seperti ketika di Makkah. Bahkan kebanyakan beliau tinggal di dalam masjid Nabawi. Tetapi beliau berbuat demikian, setelah beliau dapat menyiapkan orang-orang yang siap berdakwah dan dikirim dari masjid Nabawi. Kemudian beliau duduk di masjid Nabawi (markas) dan mengantar jalannya dakwah serta memilih dari orang-orang yang siap berdakwah. Demikian pula pada zaman Umar r.a, beliau hanya tinggal di masjid Nabawi (markas) dengan mengirim orang-orang ke Iran, Romawi, dan tempat lainnya, dalam rangka meninggikan kalimat Allah S.w.t. dan jihad fi sabilillah dalam jumlah ribuan orang. Pada masa itu sangat penting Umar r.a. tinggal dimasjid Nabawi. Yaitu untuk mengetahui dan mengontrol jalannya dakwah dan jihad fi sabilillah."

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah S.a.w. mengajarkan Abu bakar r.a. bacaan yang dibaca pada akhir shalat yaitu;

"Ya Allah, aku telah menganiaya diriku sendiri dengan aniaya yang banyak dan tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali engkau. Maka ampunilah hamba dengan Karunia dan Kasih Sayang-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Mari kita renungi, Rasulullah S.a.w. mengajarkan do'a ini kepada Abu Bakar r.a. Padahal Abu bakar r.a adalah orang yang paling mulia dan sempurna diantara umat ini. Shalat Abu bakar r.a hampir menyamai kesempurnaan shalat Rasulullah S.a.w. bahkan ia pernah dijadikan imam oleh Rasulullah S.a.w. Meskipun demikian, Rasulullah S.a.w. telah mengajarinya do'a di atas pada akhir shalat. Hal ini menunjukkan agar Abu bakar r.a disuruh mengakui keuntungan serta kekurangan dirinya dihadapan Allah S.w.t. Dan seakan-akan ia belum dapat menunaikan ibadah sebagaimana kehendak Allah S.w.t. Tersirat dalam do'anya agar Allah mengasihi, memberi karunia dan mengampuninya. Lalu dimanakah kedudukan kita.

Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Manusia tinggal diatas bumi dalam masa yang sangat singkat, sedangkan ia akan tinggal di dalam bumi dalam masa yang sangat lama. Atau dapat dipahami bahwa hidup di dunia ini sangat singkat dan hidup di pemberhentian selanjutnya adalah sangat lama. Seperti kehidupan setelah mati, yaitu kehidupan kubur, tidak tahu berapa lamanya. Dan waktu ketika itu beribu-ribu tahun. Dan kehidupan setelah tiupan sangsakala yang pertama pun beribu-ribu tahun lamanya. dan waktu yang terpendek setelah itu adalah seribu tahun, setelah itu kita baru dapat mengambil keputusan.

Jadi, mengapa manusia melalaikan tempat yang akan dilalui dengan masa yang berlipat ribuan ganda dari masa di dunia ini? Hidup di dunia hanya beberapa hari. Masanya akan habis untuk mengejar dunia. Seharusnya kita memberikan masa yang lebih layak sebagai persiapan untuk tempat selanjutnya."

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaknya ia memuliakan tamunya
Niat amal dan sampaikan

No comments: