Saturday, October 22, 2016

Dakwah wa tabligh - Nasihat Tiga Hadhratji -

Bismillahirrahmanirrahiim..

'Hadhratji' atau 'hadhrat' atau 'hadhirat' adalah suatu panggilan atau sebutan untuk seseorang yang sangat dimuliakan. Dalam bahasa urdu (India), lafazh 'hadhrat' selalu digunakan dalam menyebutkan nama seseorang yang dituakan atau dimuliakan. Tambahan 'Jii' adalah panggilan yang tercetus dari dalam lubuk hati atau panggilan yang tulus dari seseorang kepada orang yang sangat ia hormati dan ia cintai.

Didalam usaha dakwah dan tabligh, panggilan 'hadhrat' banyak ditujukan kepada para masyaikh atau alim ulama atau orang-orang lama yang sudah banyak berkecimpung didalam usaha dakwah dan tabligh. Namun sebutan 'Hadhratji' hanya lebih banyak ditujukan kepada amir atau pimpinan yang bertanggung jawab terhadap usaha dakwah dan tabligh diseluruh dunia.

Dari sejak mulai menggeliatnya usaha dakwah keimanan ini, sebutan 'hadhratji' mulai diberikan kepada Syaikh Maulana Ilyas, atau biasa disebut 'Hadhratji Pertama', atau 'Bara Hadhratji' atau 'Hadhratji besar'.
Dan ketika keamiran (kepimpinan) usaha ini berpindah kepada Syaikh Maulana Yusuf, maka beliaupun dipanggil dengan sebutan 'Hadhratji kedua', begitu juga ketika kepemimpinan berpindah ke Syaikh Maulana In'amul Hasan, beliau disebut sebagai 'Hadhratji ketiga'.

Mengenai ketiga hadhratji ini, masing-masing tentu memiliki keistimewaan yang satu melengkapi yang lainnya. Terlepas dari ketiganya memiliki hubungan nasab (kekeluargaan) yang sama, namun masing-masing mereka memang memiliki kepribadian yang sangat istimewa.

Profesor Kalim Aziz berkata, "Permulaan yang tawadhu' pada masa Maulana Ilyas, perkembangannya pada masa Maulana Yusuf, dan hubungan luar negerinya sekarang, semua terpelihara didalam mata yang luas Maulana In'amul Hasan.

Pada zaman kepemimpinan Maulana Muhammad Ilyas rah.a adalah zaman permulaan dan pertumbuhan usaha ini. Pada zaman akhir kepemimpinan Maulana Muhammad Yusuf rah.a dan awal zaman Maulana In'amul Hasan puncaknya.

Profesor Kalim Aziz menyatakan, "Masa Maulana Muhammad Ilyas rah.a adalah zaman fikir. Masa Maulana Yusuf rah.a adalah zaman josh (Semangat). Dan masa Maulana In'amul Hasan, seluruhnya berdasarkan pada 'hosh' (kesadaran dan kebijaksanaan).

Hadhratji Maulana In'amul Hasan pernah mengungkapkan masalah ini dengan berkata, ''Penekanan terhadap tiga aspek yang berlainan telah ditegaskan pada tiga zaman, yaitu :

Pada zaman Hadhratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a penekanan diberikan dalam bidang kehidupan akhirat; surga dan neraka. Pada zaman Hadhratji Maulana Muhammad Yusuf rah.a. ditekankan dalam bidang pengorbanan dan mujahadah. Pada zamanku (Hadhratji In'amul Hasan) ditekankan dalam bidang amalan."

Mengharap Ridho Allah S.W.T semata

No comments: