Bismillahirrahmanirrahiim
Pada suatu hari, setelah shalat Shubuh, Hadratji Maulana Ilyas rah.a. memberi semangat tentang khidmat dan membantu usaha agama, beliau berkata, "Perhatikanlah, kalian telah mengetahui dan mengakui bahwa Allah itu ada dan senantiasa hadir setiap saat. Oleh sebab itu, setelah mengetahui bahwa Allah S.w.t. senantiasa berada di mana saja, kemudian seorang hamba menyibukkan dirinya dengan kesibukan lain, yaitu berpaling dari Allah dan bergairah terhadap hal-hal lainnya, maka itu merupakan pemutusan hubungan dan kerugian yang sangat besar. Ibaratnya, perbatan tersebut menarik murka Allah, yaitu melalaikan usaha agama dan tidak memperhatikan Perintah-Nya, berpaling dari-Nya dan menyibukkan diri dengan perkara lain.
Sebaliknya, orang-orang yang sibuk kepada Allah S.w.t. adalah mereka yang membantu kerja agama, mentaati Perintah-Nya dan selalu bertawajjuh kepada perkara yang lebih utama dan lebih penting, serta memahami bahwa Rasulullah S.a.w. adalah uswatun hasanah. Dan dapat diketahui bahwa usaha-usaha di lakukan oleh Rasulullah S.a.w. dengan banyak menanggung kesusahan adalah demi menegakkan kalimat Allah, yaitu menyiapkan manusia agar beribadah kepada Allah dan berjalan di jalan Allah. Inilah kerja yang paling penting dan utama menurut Allah S.w.t.
Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Muhammad Ilyas rah.a berkata, "Manusia telah menjadikan ibadah dan penghambaan diri kepada Allah S.w.t., ke arah derajat yang lebih rendah daripada pengabdian mereka sebagai pekerja dan pegawai. Pada umumnya, tujuan utama hidup mereka adalah menyelesaikan pekerjaannya. Dan bila ada waktu luang, baru digunakan untuk makan dan minum apa yang mudah diperoleh. Namun, hamba tersebut tidak berbuat demikian kepada Allah. Setelah ia selesaikan urusannya dan perkara yang di senanginya, barulah ia sisihkan waktu untuk Allah S.w.t., untuk shalat atau bersedekah. Lalu mereka beranggapan bahwa kami sudah menunaikan tuntutan Allah dan agama. Padahal sebagai seorang hamba, seharusnya mereka berpedoman demikian: Kerja agama adalah menjadi maksud hidup dan kerja utama, sedangkan makan dan minum hanyalah keperluan. Ini bukan bermaksud seseorang disuruh meninggalkan pekerjaannya. Maksudnya ialah ; Apa yang ada, hendaknya disesuaikan dengan perintah Allah dan diniatkan untuk berkhidmat kepada agama Allah serta mendudukkan makan minum, dan lain-lain sekadar keperluan. Sebagaimana seorang hamba yang bekerja sungguh-sungguh atas tugas majikannya."
Lidah
Niat amal dan sampaikan
No comments:
Post a Comment