Wednesday, July 1, 2015

Petikan bayan Maulana Saad Kandhlawi - kita harus tau keuntungan daripada melakukan perintah-perintah Allah SWT...

Bismillahirrahmanirrahim....

Dalam setiap bayan ini yang Allah Ta'ala mahu adalah bukan hanya saja mendengarkan tetapi juga dilakukan atau diamalkan. Kita dengarkan dan amalkan, ini yang Allah Ta'ala mahu. Didalam Al-Qur'an Allah SWT menyindir bahwa mereka mengatakan, "kami mendengarkan", padahal mereka tidak mendengarkan.
Ilmu itu tuntunannya adalah taat pada Allah Ta'ala. Oleh karena itulah hakikat dari mendengarkan ini adalah bagaimana semua yang kita dengarkan ada dalam kehidupan kita. Yang kita dengar ini bukan untuk pengetahuan/sekedar tahu, tetapi untuk diamalkan. Apa yang didengarkan untuk diamalkan.

Sering kali kita lakukan, melewatkan kesempatan untuk beramal, padahal kita tahu keuntungannya besar. Jadi lewat begitu saja kesempatan untuk beramal. Ataupun kita beramal tetapi kita tidak tahu keuntungannya, ini sayang sekali. Contoh hari ini adalah hari Jum'at apa keuntungannya :
Mandi Jum'at ini akan mengeluarkan dosa-dosa kita dari ujung rambut-rambut kita yang tumbuh, bahkan dari akar-akarnya rambut atau bulu-bulu kita akan keluar juga. Padahal akar-akar rambut ini tidak mengeluarkan dosa, namun kalaupun ada akan keluar juga dosa-dosa kita berguguran.

Kita sudah lakukan ini semua pernah amalkan, tetapi keuntungannya kita tidak tahu, amal yang dilakukan tanpa tahu keuntungannya tidak akan ada Ihtisab, apa itu Ihtisab ? yaitu harapa pada Allah. kita melakukan suatu amalan, tapi tidak memperhatikan keuntungannya, maka ini akan menjadi adat (kebiasaan) saja. Jadi kita beramal karena suasana saja, kita terbawa oleh suasana saja, tanpa Ihtisab, tiba-tiba ada non-muslim mengikuti kita sholat ikut sholat berjamaah. Kita tanya, "kenapa kamu ikut sholat berjamaah?" dia jawab " saya ingin melakukan apa yang kamu lakukan." begitu saja jawabannya, tanpa memahami maksud dan keuntungan daripada sholat. Ini namanya terbawa suasana. Jadi bukan ini yang diinginkan , beramal karena adat ataupun karena terbawa suasana. Yang kita inginkan adalah bagaimana orang itu beramal bukan karena adat atau kebiasaan ataupun terbawa karena suasana. Namun yang kita inginkan adalah merubah semua yang tadinya hanya adat atau kebiasaan menjadi ibadah. Bagaimana merubah adat atau kebiasaan menjadi ibadah? yaitu dengan menghadirkan Ihtisab, Ikhlas, dan Ihsan.

Ibadah harus dilakukan dengan sifat, apa sifatnya? : ihtisab, ikhlas, dan ihsan. inilah sifat ibadah. Jadi dalam beribadah harus ada pengharapan, keikhlasan, ihsan. Apa itu ihsan? bagaimana seseorang yang melakukan amal ini didalamnya ada Allah Ta'ala. Setiap beramal merasa melihat Allah Ta'ala. Setiap beramal pandangan hanya kepada Allah SWT, ini nantinya akan mendatangkan khusyu'. Ini akan mempercantik daripada amalan kita.
Seseorang mengatakan ingin bertemu dengan Allah Ta'ala. Maka untuk mencapai itu, dalam ibadahnya hendaknya dia jangan sekutukan sesuatu dengan Allah SWT.

Note: Bayan artinya Penjelasan/penerangan/ceramah

Niat amal dan sampaikan....
Bekasi 02072015 Ramadhan kariim....


No comments: