Bismillahirrahmanirrahiim...
Bayan Pak Cecep Firdaus.......
"Kami waktu di Australia jumpa dengan orang-orang Indonesia yang sedang mengambil S2,S3 belajar disana, dan bekerja juga di Australia, kami di undang disatu rumah mereka kumpul dan waktu kumpul dari salah satu orang mereka berkata. " Bapak ini apa dibilang kerjanya ngajak sholat,ngajak sholat ke masjid aja pikirin tuh perut ummat Islam! disalahkan kita ini orang-orang yang ngajak shalat, dan salah seorang dari rombongan (pak cecep firdaus) memang orang mampu memang "dia mengatakan coba pak... kalau ada orang di Australia ini yang seminggu tidak makan, kumpulkan! akan saya traktir makan" Tidak ada hadirin.
"Atau yang tiga hari tidak makan ummat Islam di Australia? saya akan traktir makan." Tidak ada juga.
"Atau yang sehari tidak makan?" Jangankan di Australi, di Indonesia juga tidak ada tuan-tuan. " Tapi coba bapak liat ummat Islam yang tidak sholat" bukan seminggu, ada yang berbulan-bulan, bertahun-tahun tidak sholat, banyak" masih pikir perut juga? Tuan-tuan?.
Kita begitu memikirkan perut lebih penting daripada agama padahal kata Sayyidina Ali bin abi Thalib r.a "Manusia yang berpikir untuk apa yang masuk kedalam perutnya..."Derajatnya disisi Allah Ta'ala sama dengan apa yang keluar daripada perutnya." Kita pikir pikir yang rendah, makan, minum begitu.
Agama tidak dipikirkan, tidak diperjuangkan jadi cara beragama kita ini keliru, tidak seperti para Sahabat r.anhum.
Sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang jelas-jelas sudah dapat ridho Allah Ta'ala, arah sahabat itu kepada agama, penyempurnaan agama, tapi kita kepada penyempurnaan keperluan? sehingga agama itu dilecehkan.
Saya waktu di Pakistan diundang makan oleh salah seorang konsulat KBRI, abis makan kita ngobrol-ngobrol "Kata situan rumah, konsulatnya mengatakan "Pak! "orang tua saya ini orang sholeh" Dia bilang "selalu menasehati saya" dia bilang "nak..!"kamu sungguh-sungguh kerja, jangan lupa sholat!." Itu nasihat orang tuanya dia bilang. Saya bilang sama beliau "ini nasehat salah pak!" Terkejut dia. "Dimana salahnya? itu nasihat orang tua sudah baik" Saya bilang "Seharusnya nasihat itu. Nak...! kamu sungguh-sungguh sholat, jangan lupa kerja" itu yang benar." Sungguh-sungguh dalam agama, kerja jangan lupa. Ini sungguh-sungguh dalam kerja, agama jangan lupa. Terbalik hadirin yang mulia.
Kita begitu sekarang orang lebih mementingkan kerja cari rizki...daripada perkara agama. Dan yakinnya salah, seolah-olah rezeki itu ada hubungan dengan kerja kita, dengan usaha kita secara Iman tidak ada tuan-tuan. Rizki tidak ada hubungan dengan kuat kerja kita, usaha kita. Tidak! Rizki itu hubungannya dengan ketetapan Allah Ta'ala.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Qs. Az-Zumar : 52 " Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendakiNya." Lapangnya datang rezeki pada kita bukan dari kuatnya kerja kita. Bukan! Dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dakwah - Derajat Hukum wajib diatas Sunnah
Niat amal dan sampaikan.
No comments:
Post a Comment